Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
White House Down
Sutradara: Rolland Emmerich
Skenario: James Vanderbilt
Pemain: Channing Tatum, Jamie Foxx, Maggie Gyllenhaal, Jason Clarke, Richard Jenkins, James Woods, Nicolas Wright, Jimmi Simpson, Michael Murphy
Produksi: Centropolis Entertainment dan Columbia Pictures
The right man in the wrong Âplace at the wrong time. Formula itu agaknya digunakan sutradara Roland Emmerich untuk menyelamatkan Gedung Putih. Seorang duda bernama John Cale (Channing Tatum) ingin menjadi agen rahasia pengaman presiden. Ditemani putrinya, Emily, ia datang melamar ke Gedung Putih. Lamarannya ditolak. Cale, yang kemudian menemani Emily mengikuti tur keliling Gedung Putih, tak terduga menyaksikan kelompok teroris mengambil alih Gedung Putih.
Seperti karakter John McClane yang diperankan Bruce Willis dalam Die Hard, Cale kemudian menjadi tokoh heroik penyelamat presiden. Putrinya juga ikut disandera. Tapi coba Anda amati, White ÂHouse Down amat mirip dengan film Olympus Has Fallen arahan sutradara Antoine Fuqua, yang dirilis Maret lalu.
Entah siapa yang mencuri ide. Olympus juga menawarkan cerita pengambilalihan Gedung Putih oleh para teroris. Komponen ceritanya pun mirip: ada ruang bawah tanah, ada penyanderaan, ada interogasi untuk mendapatkan kode rahasia, dan tentu saja seorang pahlawan.
Sementara dalam White House Down pahlawan penyelamat itu Cale, di Olympus penonton disuguhi aksi heroik Mike Banning yang diperankan Gerard Butler. Bedanya, Fuqua memilih musuh Gedung Putih berasal dari negara lain, sedangkan musuh Amerika Serikat dalam White House Down adalah orang-orang Amerika sendiri yang kecewa terhadap pemerintahnya. Satu lagi, Emmerich memilih presiden berkulit hitam.
Beredar lebih dulu, Olympus mungkin dianggap sebagai ancaman. Apalagi, dari segi aksi spektakuler, Olympus mungkin lebih unggul. Saksikan bagaimana film itu mampu menggambarkan kondisi Gedung Putih yang porak-poranda. Film itu juga didukung jajaran pemain yang tak sembarangan: Morgan Freeman dan Aaron Eckhart. Kabarnya, Sony Pictures sampai memajukan jadwal tayang White House Down dari November ke Juni.
Meski dianggap mengekor, Emmerich—yang sebelumnya mampu mencetak film-film kategori blockbuster, seperti Independence Day (1996), Godzilla (1998), The Day After Tomorrow (2004), dan 2012 (2009)—tetap memiliki resep tersendiri. Ia mengawali filmnya dengan perlahan sebelum melaju membawa penonton ke ketegangan hingga menit-menit terakhir.
Dari segi naskah, White House Down memang lebih kuat ketimbang Olympus. Film ini, misalnya, tak melupakan sisi personal setiap karakter utama. Termasuk hubungan antara ayah dan anak, yang diwakili Cale yang berusaha keras menjadi ayah yang bisa dibanggakan kembali oleh Emily, putrinya.
Emmerich juga tetap memberi kesempatan kepada penonton untuk terpingkal-pingkal lewat selipan adegan dan dialog konyol, khususnya antara Cale dan presiden yang sedang diselamatkannya itu. Tapi, bagaimanapun, dengan adanya dua film bertema mirip ini, semuanya menjadi terlihat klise. Yang penting Gedung Putih selamat.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo