Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

2 Karya Sastra Buya Hamka yang Diangkat Jadi Film, Sudah Menonton?

Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk menjadi dua karya Buya Hamka yang telah diangkat ke layar lebar.

27 Maret 2023 | 11.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film Buya Hamka: Sebuah Novel Biografi akan mentereng di layar bioskop Tanah Air pmulai 20 April 2023. Film garapan sutradara Fajar Bustomi ini mengisahkan sepak terjang dari seorang Buya Hamka semasa hidupnya. Bagi masyarakat Indonesia, nama Buya Hamka sudah tidak asing lagi.

Buya Hamka kelahiran 17 Februari 1908 ini dikenal turut berperan salah satunya dalam perkembangan sastra di Indonesia. Melalui tangannya, sejumlah karya sastra fenomenal lahir dan memiliki banyak penggemar, dan beberapa karya fiksinya bahkan diangkat menjadi film.

Berikut adalah dua karya milik Buya Hamka yang diangkat ke layar lebar: 

Di Bawah Lindungan Ka’bah

Disutradarai oleh Hanny R. Saputra, Di Bawah Lindungan Ka’bah diangkat dari novel karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka dengan judul sama yang terbit pada 1978. Melansir p2k.stekom.ac.id, film ini mengisahkan kesetiaan dan pengorbanan cinta dari pasangan yang berbeda status sosial, bernama Hamid dan Zainab. 

Perbedaan latar belakang tersebut membuat Hamid memutuskan melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Hal ini ia lakukan karena beberapa alasan yang sampai membuatnya berserah diri di hadapan Ka’bah. Film ini dibintangi oleh Herjunot Ali, Laudya Cynthia Bella, Niken Anjani, Tarra Budiman, dan Yenny Rachman. 

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Melansir kemdikbud.go.id, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menjadi karya berikutnya milik Buya Hamka yang diangkat menjadi film pada 2013. Karya yang terbit pada 1938 ini menceritakan kisah cinta pasangan Zainudin dan Hayati yang terhalang adat istiadat Minangkabau. Dikisakan Zainudin adalah pemuda sederhana dengan ayahnya seorang Minang dan ibunya keturunan Bugis. Sementara Hayati ialah sosok perempuan yang murni keturunan Minang.

Novel yang berlatar belakang di tanah Makassar pada 1930-an ini merupakan bentuk kritikan dari Buya Hamka mengenai tradisi adat Minang, khususnya diskriminasi terhadap orang keturunan campuran pada masa itu. Film ini diperankan oleh sejumlah tokoh papan atas Indonesia, seperti Pevita Pearce, Herjunot Ali, Reza Rahadian, Randy Nidji, Arzetti, Bilbina, dan Kevin Andrean.  

Pilihan Editor: Film Buya Hamka Segera Tayang, Berikut Profil Hamka Ulama yang Sastrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus