Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Teater Payung Hitam merayakan ulang tahun ke-40 di Gedung Kesenian Sunan Ambu Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Sabtu, 3 Desember 2022. Tokoh tari Sardono Waluyo Kusumo ikut hadir untuk menyampaikan orasi kebudayaan yang menyinggung soal perang Rusia-Ukraina dan empati. “Teknologi digital memberikan informasi tapi tidak mampu membawa empati kita pada peristiwa kemanusiaan,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi itu menurut Sardono W. Kusumo, berbeda ketika orang membaca cerita atau menonton wayang berkisah Mahabharata. Terutama pada bagian perang saudara antara Pandawa dan Kurawa, dan Ratu Gandari yang kehilangan seratus orang anaknya. “Kehilangan yang mengetuk pintu hati Pandawa, apa makna perang,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mural Jokowi Berisi Pesan Perdamaian
Sekitar lima bulan sebelum Konferensi Tinggi Tinggi G20 di Bali, Sardono dan teman-teman seniman di Solo membuat lukisan mural untuk menyampaikan pesan perdamaian. Pada lukisan itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan belasan pemimpin negara kelompok itu semuanya digambarkan memakai pakaian adat masyarakat Baduy di Banten. Idenya berasal dari sebuah paragraf dalam riset tentang Baduy pada kurun waktu 1939-1942.
Kelompok Teater Payung Hitam merayakan ulang tahun ke-40 di Gedung Sunan Ambu ISBI Bandung. (Prima Mulia)
Paragraf yang menyentuh Sardono itu tentang doa masyarakat Baduy kepada para penjaga alam, dan keturunan manusia senantiasa selamat dan sejahtera. Doa itu menurutnya, relevan dengan kondisi dunia saat ini. Sebelum orasi ilmiahnya itu, dua aktor Teater Payung Hitam yaitu Muhammad Wail dan Tony Broer, menampilkan pertunjukan singkat. Judulnya, Aku ingin Menjelma Orang yang Telah Pernah Ada, dan Dari Kata Menuju Tanpa Kata.
Rangkaian Acara
Selain itu perayaan 40 tahun Teater Payung Hitam diisi ramah tamah keluarga besar pemain dan alumni, pameran foto, poster, dan pemutaran kompilasi video dokumentasi pementasan, dengan penutup sarasehan. Rencananya pada 2023-2024, Teater Payung Hitam akan mementaskan lakon drama Presiden Kaspar, kemudian membuat film tujuh Presiden, festival teater tubuh, dan meluncurkan buku tentang teater tubuh Payung Hitam.
Kelompok teater yang dibentuk sutradara Rachman Sabur pada 1982 itu awalnya menampilkan pertunjukan drama realis. Kemudian pada 1990-an, mereka memutuskan untuk berteater non-verbal atau tanpa kata. Beberapa karyanya seperti Kaspar, Merah Bolong, Air Mata Air.
ANWAR SISWADI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.