Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kelompok Teater Payung Hitam pimpinan Rachman Sabur tengah bersiap menggelar pertunjukan terbaru berjudul Wawancara dengan Mulyono. Sehelai baliho acara itu yang dipasang di dalam kampus Institut Seni Budaya Indonesia atau ISBI Bandung diketahui raib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak ada surat pelarangan tapi baliho acara dicabut pihak lembaga (ISBI),” kata Rachman Sabur yang juga pensiunan dosen dari kampus itu, Kamis 13 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Teater Payung Hitam Pentaskan Ulang Godot Menunggu di YouTube
Kronologi Baliho Payung Hitam yang Dicopot Kampus ISBI Bandung
Baliho pertunjukan teater Wawancara dengan Mulyono itu dipasang sehari sebelumnya di depan Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung. Namun pada Kamis pagi, 13 Februari 2025, baliho berukuran 3x4 meter itu dicopot dan ditahan pihak kampus.
Selain itu Rachman dan beberapa kawannya yang dipanggil ISBI telah menjelaskan soal rencana pementasan teater itu. “Judul Wawancara dengan Mulyono ini kan sangat umum, bahkan saya berikan teks naskahnya,” ujar dia. Mulyono adalah nama kecil Jokowi, mantan presiden.
Menurut Rachman, ada ketakutan dari pihak kampus soal pertunjukan teater itu. Sementara dia sudah menegaskan akan bertanggung jawab jika ada sesuatu. “Kesimpulan saya dengan adanya pencabutan baliho, itu adalah pelarangan,” katanya.
Monolog Kelompok Teater Payung Hitam
Kelompok Teater Payung Hitam akan menggelar pertunjukan teater itu selama dua hari pada Sabtu dan Ahad malam, 15-16 Februari 2025. Bertempat di Studio Teater ISBI Bandung, Rachman Sabur juga akan meluncurkan buku yang berisi sepuluh naskah monolog buatannya sejak 1986 hingga 2024. Naskah monolog Wawancara dengan Mulyono merupakan karya terbarunya yang bakal dimainkan selama sekitar 35 menit.
Pada teater itu, Rachman Sabur sebagai sutradara sekaligus aktor akan bermain bersama Tony Broer. Konsep pertunjukannya memadukan monolog secara verbal dan bahasa tubuh. Pada naskahnya, Rachman menjadi seorang jurnalis amatir yang melakukan wawancara kepada tokoh bernama Mulyono. Sejauh ini belum ada perubahan rencana pertunjukan setelah pencopotan baliho acara.
Tempo masih berupaya meminta penjelasan dari pihak ISBI termasuk Rektor Retno Dwimarwati.