Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Anak-anak adalah diri kita sendiri

Teater anak-anak bisa berarti tontonan yang dimainkan anak-anak atau yang ditujukan buat anak-anak walau dimainkan orang dewasa. yang penting disini teater itu harus dirancang buat anak-anak. (ter)

6 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK semua grup teater anak-anak di Jakarta, ikut bertanding dalam festival 26 Desember - 1 Januari kemarin. Yang dibolehkan turut memang hanya grup yang terbukti aktif dalam jangka waktu tertentu -- bukan "grup jadijadian" yang dibentuk mendadak buat kepentinan festival. Dan dari 13 grup yang ikut (yakni hampir semua grup yang aktif), akhirnya diharapkan akan tersaring menjadi 8 saja, kira-kira. Amak Baljun SH, orang TIM yang repot mengatur festival Dewan Kesenian Jakarta itu, memang menyatakan bahwa biaya sudah terbatas untuk memberi kesempatan grup sebanyak itu di panggung-panggung TIM -- sementara kebutuhan mengejar kwalitas sekarang menjadi amat penting. Sebelum festival dilangsungkan sudah ada masaalah yang belum juga diselesaikan. Apakah teater anak-anak berarti tontonan yang dimainkan anak-anak. Atau yang ditujukan buat anak-anak - walaupun dimainkan orang dewasa barangkali. Selama ini yang terjadi di TIM adalah yang pertama -- sementara penontonnya kebanyakan orang dewasa (keluarga anak-anak itu) di samping masyarakat anak-anak sendiri. Memang ini tidak usah berarti kekurangan dari segi mutu. Melainkan setidaknya jenis alias keragaman -- plus perhatian seniman dewasa terhadap kreasi yang serius yang akan mereka mainkan buat melayani anak-anak. Eksperimen Sudah diadakan lomba penulisan naskah drama anak-anak -- baik oleh Dewan Kesenian maupun P & K. Dikarang oleh seniman dewasa, tentu saja, dan dimaksud umumnya untuk dimainkan anak-anak. Lebih dari itu ada kecendrungan lain: baik naskah maupun pementasan teater anak-anak, di TIM, tak jarang menguntit apa yang dilakukan teater remaja: menghargai teater sebagai alat ekspresi, misalnya -- sampai ke tingkat membantai dan memperalat naskah untuk kebutuhan itu. Untuk remaja, semangat protes atau eksperimen --walau sering tak ditopang oleh keterampilan teknis -- memang difahami. Tapi bagaimana dengan "eksperimen" pada anak-anak? Sanggar Prakarya yang memainkan naskah Mencari Jejak misalnya, maupun Teater Galileo yang memainkan llilelawan Raksasa, lebih cenderung ke arah teater remaja. Prakarya memeriahkan tontonannya dengan banyak lagu dan jogetan -- dengan nyanyian cinta dan joget model "melayu" dan disko. Sementara penampilan Teater Galileo hampir menyerupai pertunjukan (dewasa) Bel Gedowel Beh Danarto belum lama berselang, lengkap dengan unsur protes dan kritik sosial. Sutradaranya berusaha benar menunjukkan kekayaan imajinasi tanpa mengetahui bahwa ia sedang bergerak di lantai teater anak-anak. Tatkala ada adegan tembakan, seorang anak terdengar menangis di antara penonton. Rasanya sangat penting menjelaskan duduk soalnya nanti. Juga sangat penting kesediaan teater senior untuk merancangkan sesuatu yang bagus buat anak-anak, menghargai alam lingkungan mereka, dan bermain bersama mereka. Bukankah anak-anak itu diri mereka sendiri, dahulu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus