Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mendengar kata sarkas? Dalam penggunaannya, baik di sosial media maupun di kehidupan sehari-hari, sarkas sering disamakan dengan satir. Namun keduanya ternyata berbeda lho. Apa itu sarkas?
Sarkas dan satir merupakan bagian dari majas sindiran. Seringkali, orang keliru dalam mengartikan sarkas dan satir. Meskipun keduanya termasuk dalam majas sindiran, sarkas dan satir memiliki arti yang berbeda. Yuk simak penjelasan berikut ini.
Pengertian sarkas
Melansir dari KBBI, sarkas atau sarkasme merupakan penggunaan kata-kata atau kalimat pedas untuk menyakiti hati orang lain. Sarkas dapat berupa cemooh atau ejekan kasar. Sarkas bertujuan untuk menghina, menyindir, dan menyinggung. Sesuatu yang disinggung bisa berupa orang, benda, maupun kejadian. Sarkas biasanya digunakan untuk mengekspresikan perasaan kesal atau marah. Sarkas digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di sosial media.
Contoh penggunaan sarkas
Berikut beberapa contoh penggunaan sarkas.
- Aku malas berteman denganmu karena kamu itu bau!
- Dipanggil berulang kali tapi tidak dengar. Dasar tuli!
- Bodoh sekali kamu. Soal semudah itu pun tidak bisa mengerjakan.
- Kamarmu kotor banget mirip sarang tikus.
Perbedaan sarkas dan satire
Sarkas dan satire, keduanya termasuk dalam majas sindiran. Keduanya dapat dibedakan dengan melihat konteks penggunaan. Sarkas diungkapkan dengan ekspresi marah dan kesal. Nada bicara saat seseorang melakukan sarkas juga tinggi, karena tujuannya untuk menyindir. Sedangkan satire berupa kritik atau sindiran halus. Seringkali satir menggunakan gaya bahasa yang sangat halus, sehingga orang yang ditujukan tidak merasa bahwa dirinya sedang mendapatkan satire. Satire juga dapat diungkapkan dalam bentuk lelucon. Satire bisa bersifat membangun.
Anda pasti sering menonton stand up comedy bukan? Nah, stand up comedy merupakan salah satu bentuk satir. Jika sarkas ditujukan ke seseorang atau sesuatu yang spesifik, satir biasanya ditujukan untuk sesuatu yang lebih luas jangkauannya.
Contoh perbedaan penggunaan sarkas dan satire
Agar lebih jelas terkait penggunaan sarkas dan satire, simak beberapa contoh di bawah ini.
1. Sarkas: Tidak usah berpura-pura segala. Dasar serigala bermuka dua!
2. Satire: Wah pintar sekali kamu berpura-pura. Udah cocok jadi pemain film nih.
3. Sarkas: Badanmu bau banget. Jangan dekat-dekat, bikin mual saja!
4. Satire: Wangi banget badanmu, seperti wangi bunga bangkai haha.
5. Sarkas: Bodoh sekali. Soal seperti ini saja tidak bisa mengerjakan.
5. Satire: Wah pintar sekali kamu mengalahkan Albert Einstein.
Itulah pengertian sarkas dan beberapa contoh sarkas. Meskipun keduanya merupakan sindiran, sarkas dan satire ternyata memiliki pengertian yang berbeda. Jangan sampai keliru dalam penggunaannya ya.
LALA DITA PANGESTU
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini