Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Definisi Ulang Arsitektur Tropis dalam Karya Andra Matin

Andra Matin berupaya membangkitkan arsitektur tropis yang selaras dengan alam. Menggabungkan elemen alam, budaya, dan inovasi.

19 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rumah pribadi Andra Matin yaitu AM Residence yang mengangkat gaya arsitektur tropis di Jakarta. TEMPO/Adinda Jasmine

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Arsitek Andra Matin meluncurkan buku Tropicality: Houses by Andra Matin tentang arsitektur tropis.

  • Bagi Andra Matin, iklim tropis merupakan berkah yang harus disyukuri, termasuk lewat desain rumah.

  • Konsep arsitektur tropis dianggap paling hemat energi.

DI tengah derasnya arus urbanisasi saat ini, ada upaya dari beberapa arsitek untuk menghidupkan kembali esensi arsitektur tropis yang selaras dengan alam. Salah satunya arsitek Andra Matin. Lewat buku berjudul Tropicality: Houses by Andra Matin yang diluncurkan pada 16 Agustus 2024, ia mendefinisikan ulang konsep arsitektur tropis Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Andra Matin, 62 tahun, arsitektur tropis lebih dari sekadar tren. Ia adalah wujud adaptasi manusia terhadap lingkungan. Tujuannya adalah menciptakan kenyamanan dengan memanfaatkan elemen-elemen alam, seperti angin, cahaya, dan air, serta menyesuaikan bangunan dengan karakteristik geografis dan iklim setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap elemen arsitektur tropis, kata Andra, tidak hanya berfungsi sebagai solusi praktis. Elemen-elemen itu juga sebagai penanda identitas yang memperkuat keterkaitan antara manusia dan tempat mereka tinggal.

Belakangan ini, konsep arsitektur tropis kembali mendapat perhatian di kalangan arsitek dan pemilik rumah di Indonesia. Hal ini sebagai respons terhadap makin tingginya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan penghormatan pada alam. 

Rumah-rumah yang dirancang dengan konsep arsitektur tropis biasanya memiliki beberapa ciri khas. Di antaranya atap miring yang lebar untuk melindungi dari hujan, ventilasi alami untuk memperlancar sirkulasi udara, serta penggunaan bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan, seperti beton, kayu, dan bata.

Arsitektur tropis di Indonesia juga mencerminkan identitas budaya dan sejarah suatu tempat. Misalnya rumah-rumah tradisional Minangkabau dengan atap bergonjong atau rumah panggung di Kalimantan yang terangkat dari tanah untuk menghindari banjir.

Arsitek, Andra Matin di kediamannya di AM Residence, Jakarta, 15 Agustus 2024. TEMPO/Adinda Jasmine

Bagi Andra, tropicality dalam arsitektur bukan hanya soal respons terhadap topografi, juga tentang bagaimana arsitektur bisa mencerminkan identitas suatu tempat. Menurut dia, dalam konteks bangunan di Indonesia, penting bagi para arsitek dan perencana kota untuk kembali menengok konsep-konsep lokal yang selaras dengan lingkungan alam.

Andra berharap buku Tropicality: Houses by Andra Matin tidak hanya menjadi dokumentasi visual karya-karya arsitektur rancangannya, tapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana arsitektur bisa menjadi jembatan antara alam, budaya, dan kehidupan manusia.

Ia menuturkan sebenarnya tidak pernah berencana membuat buku tentang karya-karyanya. Namun semuanya berubah ketika Suzy Annetta, chief editor majalah Design Anthology di Hong Kong, mendekatinya dan menawarkan kolaborasi kreatif. “Bagaimana kalau Anda membuat buku?” kata Suzy kepada Andra.

Proses pengerjaan buku setebal 253 halaman itu dimulai pada 2019 dan memakan waktu sekitar lima tahun, dengan dua tahun terhenti karena pandemi Covid-19. Davy Linggar, seorang fotografer ternama, turut terlibat dalam proyek ini untuk mendokumentasikan setiap bangunan secara autentik.

Buku Tropicality: Houses by Andra Matin menampilkan 16 bangunan rancangan Andra Matin sejak 2006 hingga 2022 yang mengusung konsep arsitektur tropis. Setiap bangunan punya cerita. Salah satunya AM Residence, rumah keluarga Andra di Jakarta Selatan yang dirancang pada 2012. 

Desain AM Residence memadukan penggunaan cahaya dan bayangan untuk menciptakan pengalaman imersif dengan alam. Rumah tersebut dilengkapi perpustakaan dengan dinding kaca yang membingkai taman, serta ruang tamu terbuka yang melayang di tengah tanaman hijau dan pepohonan rindang.

Rumah pribadi Andra Matin yaitu AM Residence yang mengangkat gaya arsitektur tropis di Jakarta. TEMPO/Adinda Jasmine

Andra mengatakan proses desainnya tanpa gambar teknis. Desainnya berkembang secara organik melalui observasi langsung di lapangan. “Saya ngomong sama tukang, langsung diukur di lapangan. Menurut saya, ini sesuatu yang unik,” kata pria yang lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 1962 ini. 

Dalam karya-karyanya, Andra acap memadukan elemen-elemen alam, seperti cahaya, bayangan, dan lanskap, untuk menciptakan ruang hidup yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Ia ingin menunjukkan bagaimana tropicality bisa menjadi pendekatan desain yang mengangkat identitas suatu tempat. 

Pilihan Andra Matin pada desain arsitektur tropis bukan tanpa alasan. “Banyak orang di dunia ini yang iri dengan iklim tropis,” ujarnya. “Iklim tropis adalah berkah yang harus dirayakan.”

Berbeda dengan tempat-tempat lain di dunia yang sering mengalami suhu ekstrem, Indonesia menawarkan kenyamanan tropis sepanjang tahun. Ini menjadi salah satu faktor utama yang membentuk konsep arsitektur yang ia kembangkan. Andra memanfaatkan iklim tropis itu secara optimal. 

Arsitektur tropis, kata Andra, seharusnya tidak hanya menjadi solusi yang fungsional, juga mampu menghemat energi. “Sebenarnya orang paling gampang tinggal di iklim tropis,” kata arsitek lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, tersebut.

Ia percaya bahwa di daerah tropis bangunan tidak memerlukan dinding tebal seperti di wilayah dingin atau penutup rapat seperti di kawasan gurun. Di daerah tropis, yang diperlukan sebuah bangunan hanya tiang dan atap untuk melindungi dari hujan dan panas, sementara ruang-ruang yang membutuhkan privasi dapat ditutup. 

Meski modern, karya-karya Andra tidak meninggalkan akar tradisional dalam desainnya. Akar tradisional itu kemudian ia sesuaikan dengan kebutuhan zaman modern yang mengangkat simbiosis iklim dan budaya untuk era kontemporer. Ia sering mengadaptasi elemen-elemen arsitektur tradisional Indonesia, seperti rumah panggung, yang memberikan fleksibilitas dan adaptasi terhadap iklim. 

“Rumah panggung itu misah-misah, sama kayak rumah tradisional di Bali. Kita harus lewat ruang terbuka dulu kalau mau ke dapur, harus kehujanan, dan sebagainya,” tutur Andra. 

Arsitektur modern, kata dia, tidak harus literal atau terlalu jelas dalam menunjukkan inspirasi tradisionalnya. Justru elemen-elemen ini sering kali tersirat, memberikan dimensi tambahan pada desain yang tampaknya sederhana. 

Ia mencontohkan angka-angka penting dalam agama Islam yang diterapkan pada desain Masjid Baitus Shobur, Lampung. Jika diamati dari luar, Baitus Shobur tidak tampak seperti masjid pada umumnya. Bangunan ini lebih mirip sebuah monumen dengan bentuk limas segi lima yang menjulang vertikal setinggi 30 meter. 

Masjid ini tidak memiliki kubah, sebuah ciri khas yang biasanya identik dengan arsitektur masjid di berbagai belahan dunia. Namun inilah yang justru menjadikannya unik. 

Salah satu elemen paling mencolok masjid ini adalah 99 lubang cahaya yang tersebar di bagian atap. Lubang-lubang ini bukan sekadar ornamen, melainkan diukir dengan Asmaul Husna, 99 nama-nama indah Allah. 

Masjid Baitus Shobur juga memiliki 114 tiang, yang melambangkan 114 surat dalam Al-Qur’an. Selain itu, ukuran masjid 34 x 34 meter bukan sekadar angka. Ukuran ini mengandung makna spiritual, yaitu 34 kali sujud yang dilakukan dalam salat lima waktu. “Semuanya pakai angka-angka penting dalam agama Islam, kayak ada 114 kolong, 114 surat, tapi tulisan Arabnya enggak ada, hanya menggunakan simbolisme,” ujar Andra.

Maket bangunan dari arsitektur tropis karya Andra Matin yang dipajang di pameran PROSES, Jakarta. TEMPO/Adinda Jasmine

Pilihan warna dan material dalam karya Andra juga mencerminkan pendekatan yang bersahaja, tapi penuh perhitungan. Ia lebih suka warna-warna alami yang kalem dan selaras dengan lingkungan sekitar. 

Di iklim tropis yang cerah dan terang, ia percaya warna-warna yang tenang dan mendekati alam akan memberikan rasa damai serta kenyamanan. “Abu-abu itu lebih menenangkan, tidak terlalu kontras. Kemudian putih, kalau lihat putih itu bersih. Lalu warna kayu,” katanya.  

Material yang digunakan juga dipilih dengan cermat untuk menciptakan suasana yang nyaman dan alami. Andra memilih material yang memiliki tekstur dan warna alami yang mungkin terlihat sedikit kasar, tapi justru menambah kenyamanan. 

Rumah yang terlalu berkilau, menurut Andra, justru mengurangi kenyamanan tinggal. “Bukan kayak marmer atau keramik yang mengkilap, tapi lebih ke arah rumah-rumah kampung. Menurut saya, lebih ngebetahin,” tuturnya.

Begitulah. Andra Matin memulai kariernya di dunia arsitek pada 1988. Ia bekerja di Grahacipta Hadiprana sebelum akhirnya mendirikan kantor arsitek di Jakarta pada 1998.  

Konsistensi Andra dalam berkarya dengan mengusung arsitektur yang selaras dengan alam mengantarkan dia meraih sejumlah penghargaan bergengsi. Salah satunya Aga Khan Award for Architecture pada 2022 untuk desain Bandar Udara Banyuwangi, Jawa Timur, yang inovatif dan ramah lingkungan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus