Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Bentuk dan gaya butuh ide

S. sudjojono, 65, mengadakan pameran lukisan. karyanya memberi kesan kasar tapi ramah, menyindir tanpa menyakitkan karena lucu. kini agak menurun dilihat dari sindiran dan humornya.(sr)

25 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LUKISAN S. Sudjojono memang mirip catatan harian. Lukisan lahir bukan saja karena dorongan estetik tapi memang ada sangkut-pautnya dengan apa yang dialami. Itulah kenapa ia suka sekali mencoret-coret lukisannya dengan kalimat-kalimat mirip puisi. Misalnya pada potret Maya anak bungsu Sudjoiono -- yang dilukis tahun 1976. ada ditulis: "Maya, tidak ada keagungan kita dapat dari ngemis." Coret-coretan itu ternyata menambah keartistikan lukisan: menjelma menjadi salah satu unsur yang membentuk. Itulah kenapa sebuah Potret Dirinya terasa bagai lukisan yang belum selesai, dengan terlihatnya penghapusan coret-coretan yang tidak sepenuhnya bersih. Menyatunya coretan itu mungkin karena lukisan Sudjojono memang kasar: goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ketika kwas belum bersih betul. Dan itulah kejujurannya. Dengan singkat, lukisan Sudjojono yang berhasil memberi kesan lukisan yang kasar tapi ramah, menyindir tanpa menyakitkan karena lucu. Misalnya Perahu-perahu, di laut Tenang. Menggambarkan perahu-perahu yang lagi berlabuh, sementara di darat ada seorang tua membawa bakul ada sepasang pria-wanita, dan sapi. Mungkin di suatu tempat pemandangan macam itu biasa. Tapi Sudjojono berhasil memberi aksentuasi ada hewan satu itu, sehingga lukisan terasa lucu. Juga dalam orang Indonesia Menilpon. Dengan sapuan dan goresan yang kasar dan bentuk kepala orang yang memang karikatural, dengan cerutu di mulut dan telepon menempel pada telinga, pada saya terasa bagaimana Sudjojono menggambarkan "orang Indonesia dan teknologi." Sebagian besar karya Sudjojono yang dipamerkanya kali ini. kehilangan hal-hal itu. Mengapa? Pemaandangan misalnya Fajar Menyingsing, Gunung Gede di Waktu Malam, Borobudur Sekarang, Megamendung di Sinar Matahari terasa hanya tangkapan potret tanpa jiwa, tidak menyentuh. Tak ada yang diucapkan lewat pohon dan gunung. Juga yang dibuat di luar negeri Pyford, Dibawah Jembatan Westminster, Salju di Belakang Rumah hanya menunjukkan bahwa pelukisnya seorang pembuat sket yang mahir, tak lebih. Mengapa? Dilihat dari bentuk dan gaya, agaknya lukisan Sudjojono mesti didukung ide. Sebab bentuk dan gaya di sini tidak istimewa. Bandingkan dengan pelukis lain yang gaya atau sapuan kwasnya dekat dengan Sudjojono, Srihadi. Srihadi menjadikan gaya sapuan dan pelotokannya sesuatu yang mencengkam kita. Kwas artistik sapuan Srihadi punya nilai sendiri di samping ide-ide. Tanpa hadirnya ide yang digambarkannya secara lucu itu pun lukisannya masih berharga dilihat dari kwalitas artistiknya. Sementara Sudjojono tidak sangat istimewa dengan sapuan dan goresam Satu karya yang berhasil secara fotografis, Anak Saya Main di Salju, yang dengan amat baik dan segar menggoreskan mobil-mobil dan pohon-pohon, toh tidak lebih terasa hanya sebuah ilustrasi. Di situ lukisan terasa hanya wadah. Isinya belum. Memang kita tak bisa menuntut seorang seniman terus menghasilkan karya baik. Tapi sebuah ulasan tak bisa tidak tergoda untuk membandingkan karya baik yang pernah dicapai dengan karya mutakhir. Tanpa merupakan apa yang telah dicapai Sudjojono (lahir 14 Desember 1913), misalnya dengan Cap Go Men-nya (1940-an), karya-karyanya kini agaknya menurun dilihat dari ketajaman sindiran dan humor. Meskipun bila dibanding beberapa pelukis sezamannya (misalnya Agus Djaya, Otto Djaya), ia kini masih lebih. unggul. Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus