Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INVICTUS
Sutradara: Clint Eastwood
Pemain: Morgan Freeman, Matt Damon
I am the master of my fate
I am the captain of my soul
INI adalah bagian dari puisi Invictus karya penyair Inggris, William Ernest Henley (1849-1903). Invictus adalah sebuah kata Latin yang berarti kira-kira ”tak terkalahkan”. Itulah prinsip hidup pejuang Afrika Selatan terkemuka Nelson Mandela (Morgan Freeman). Puisi ini ditemukannya pada sepotong kertas di penjara di Pulau Robben, tempat Mandela disekap selama 27 tahun oleh pemerintah apartheid.
Potongan sajak ini pula yang kemudian diberikan Mandela kepada pemain rugbi Francois Pienaar, pimpinan tim rugbi Afrika Selatan (dalam kehidupan sebetulnya, Nelson Mandela memberi Pienaar kutipan pidato Theodore Roosevelt, berjudul The Man in the Arena, sebagai peniup semangat).
Film ini dibuka pada saat Afrika Selatan membuka halaman baru dalam buku sejarah dunia: Afrika Selatan yang bersatu, yang dipimpin oleh Nelson Mandela. Seorang pemimpin kulit berwarna memimpin sebuah negara yang selama ini dibelah oleh warna kulit: hitam dan putih.
Mandela dengan keinginan besar untuk rekonsiliasi langsung saja terlihat pada menit-menit pertama pemerintahannya pada 1994. Dia meminta tim keamanannya bersatu dengan tim keamanan presiden sebelumnya (baca: para pengawal presiden kulit putih). Tentu saja para pengawal Mandela mematuhi perintah itu dengan wajah dan hati terpaksa. Bagaimana mereka bisa percaya pada mereka yang di masa lalu adalah bagian dari rezim yang represif?
Mandela tak memberikan ruang toleransi pada dendam dan gerutu. Rekonsiliasi harus dimulai dari dirinya dan timnya. Dia harus memberikan contoh bahwa Afrika Selatan yang baru sudah membuang apartheid ke dasar laut dan ingin membuka lembaran baru sebagai negara dan bangsa yang beradab dan demokratis. Apa strategi Mandela, sebagai presiden baru, untuk membangun kebersamaan itu? Melalui permainan olahraga rugbi!
Mandela memanggil Pienaar (Matt Damon) dan menyatakan bahwa ia menaruh harapan besar pada tim rugbi Afrika Selatan untuk menjadi pemenang dunia; tapi lebih lagi, ia mengharapkan dalam proses itu, rugbi bisa mempersatukan bangsa yang terbelah itu.
Ini beban besar bagi Pienaar. Tapi beban terbesar sebetulnya terletak pada sutradara Clint Eastwood, yang harus mengarahkan dua aktor besar ini untuk menjelma menjadi tokoh nyata yang bisa meyakinkan. Morgan Freeman—lengkap dengan aksen Afrika Selatan Mandela—masuk ke baju batik ala Mandela dan segera saja menjadi Mandela yang kita kenal: seorang aktivis demokrasi, negarawan yang rendah hati dan penuh inspirasi. Kehadiran dan kata-kata Mandela menularkan sebuah optimisme yang tidak dimiliki para pemimpin masa kini. Itulah yang menyebabkan Pienaar segera saja menjadi anak panah yang dilepaskan Mandela dari busurnya untuk menuju target: persatuan (melalui rugbi).
Kali ini Eastwood lebih patuh pada resep Hollywood (dibanding film Grand Torino, Letters of Iwo Jima, atau Changeling). Kita tahu, Mandela akan ”menang”. Afrika Selatan berhasil menjadi satu negara yang meraih rekonsiliasi dengan damai. Indonesia, misalnya, masih sibuk dengan dendam dan puluhan lemari berisi unfinished business (alias sisa-sisa problem yang tak terpecahkan). Pienaar berhasil membuat rugbi sebagai olahraga yang dicintai rakyat di seluruh pelosok. Saran Mandela untuk bermain bersama anak-anak di perkampungan kumuh dipatuhinya. Adegan ini tentu saja momen yang membuat penonton tumpah ruah dengan air mata. Kemiskinan selalu menonjok realita. Tapi Eastwood justru menunjukkannya dengan santai; tanpa adegan air mata, tapi justru kejenakaan perkawanan tim rugbi dengan anak-anak kampung kumuh itu. Dan adegan ini—yang lebih mirip footage dokumenter—justru yang berhasil menyentuh hati.
Clint Eastwood jelas memperlihatkan sebuah karya dengan jujur, dengan ikhlas. Itu terlihat dari adegan-adegan yang ditampilkan begitu ”biasa”, konvensional, tapi malah menjadi luar biasa karena perhatian kita tersedot oleh sosok Mandela dan Pienaar, dua tokoh yang diperankan oleh dua aktor yang sama-sama mendapat nominasi Aktor Terbaik (untuk Morgan Freeman) dan Aktor Pendukung Terbaik (Matt Damon) Academy Awards. Jeff Bridges, watch out!
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo