Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Biarkan saya dulu

Ensemble jakarta mengadakan gladi resik untuk penampilannya di teater besar, tim, dengan 7 pemain biola, salah satunya adalah idris sardi. (ms)

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI antara 7 pemain biola Ensemble Jakarta yang sedang mengadakan gladi resik di Teater Besar TIM, tampak wajah Idris Sardi. Malam 30 Nopember ia direncanakan akan tampil sebagai consert master. Dan tentu saja dia diharapkan bermain solo dengan biolanya untuk beberapa bar, sebagaimana galibnya. Tapi orang ini tampak letih sekali. Tak dapat ditutupi lagi bahwa ia kelihatan sulit mengikuti latihan terakhir itu. Kendati terus dicoba sampai siang, tak ada tanda-tanda kemajuan. "Tampak kurang mantap", ujar Suka Hardjana pimpinan Ensemble. Sementara Idris sendiri mencoba memberikan alasan: "Saya capek sekali, barusan pulang dari Tokyo mengikuti Festival Lagu Pop. Baru satu hari ini saja saya sempat mengikuti latihan" Akhirnya ia mengundurkan diri. Kesempatan dilimpahkan kepada Nusyirwan Lesmana, yang tentu saja cukup biyayakan juga karena hanya sempat berlatih 1 hari. Ensemble Jakarta yang hampir 2 tahun lebih hanya muncul dalam bentuk kwartet dan kwintet tampaknya. telah berhasil berkumpul kembali. Mungkin ini sebuah langkah pemanasan untuk kehidupan musik kamar yang baru satu-satunya di Indonesia dan sebenarnya sudah berusia 5 tahun. Apalagi dalam rencana mereka ada tour rutin ke berbagai kota besar, paling tidak bisa diharapkan akan mulai mengumpulkan publik. "Saya harus mulai dari bawah lagi, jangan mengharapkan terlalu besar dari pemunculan kembali ini, saya harus dibiarkan dulu dengan grup saya, untuk bekerta lebih dahulu", ujar Suka Hardjana padaTEMPO. Malam penampilan yang sempat merengkuh penonton separuh persediaan kursi di Teater Besar itu menampilkan pula solis Iravati M. Sudiarso dan Rudy Laban. Idris Sardi sendiri masih ikut hadir sebagai salah satu dari 4 pemain biola 1. Karya-karya periode Baroque yang ditampilkan dinilai oleh beberapa orang pengamat kurang pas untuk suasana langkah pertama. Sebab karya-karya tersebut mempunyai kaidah dan norma-norma yang ketat, seringkali njelimet. Kendati demikian Iravati dan Rudy sempat membawakan Bach dengan bagus. Sedangkan Nusyirwan Lesmana yang dipercayakan untuk membawakan Vivaldi walaupun telah berusaha keras masih menampakkan cacad. Barangkali kalau tidak terlalu capek Idris Sardi orangnya yang lebih tepat. Pergelaran yang terbagi dalam 2 bagian itu menampilkan pula karya-karya L. Boccherini dan F.X. Richter. Dua musisi ini hidup antara akhir periode Baroque dan awal periode Klasik Romantik yang ditandai oleh Haydn, Moart dan Beethoven. Ensemble Jakarta memang harus diberikan waktu untuk mempersiapkan dirinya sebagai grup yang bahkan oleh bebcrapa orang dinyatakan sebagai satu-satunya grup musik kamar di Asia Tenggara. Tak kalah pentingnya adalah memikirkan sebuah tempat pertunjukan dengan akuistik gedung yang lebih baik, sehingga semua bunyi dapat ditangkap lebih jernih. Beberapa anak muda sempat juga mengatakan bahwa Suka Hardjana memang rapih dan cermat, tetapi kurang "berani". Ukuran "berani" memang amat nisbi, tetapi kita lihat saja bagaimana perkembangan dalam penampilan-penampilan berikut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus