Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Dari Cuarón, Untuk Libo

Film ini dinominasikan sebagai Film Terbaik dan Film Asing Terbaik dalam Academy tahun ini. Dibuat dalam warna hitam-putih, film ini adalah masterpiece Alfonso Cuarón.

25 Januari 2019 | 00.00 WIB

Adegan dalam film Roma. IMDB
Perbesar
Adegan dalam film Roma. IMDB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

DI setiap masa kecil, di sebuah rumah selalu ada ibu dan ibu.

Ada ibu yang melahirkan dan menyusui, serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak-anaknya, tapi sang ibu juga harus menghadapi ketidaksetiaan suami atau ego lelaki yang ingin tahu beres. Sedangkan “ibu” yang satunya, yang kelak menjadi substitusi, adalah dia yang membangunkan anak-anak, memasak, mencuci baju, mengerok tahi anjing di lantai garasi, menyeterika, mematikan lampu pada malam hari, serta tidur untuk kemudian bangun lagi dan mulai bekerja ketika matahari masih tidur.

“Ibu” yang satu ini dalam hidup sutradara Alfonso Cuarón disebutnya “Libo”, kependekan dari Liboria Rodríguez. Film Roma yang nyaris sempurna, jika tak boleh menganggap sebuah karya sebegitu sempurna, memang didedikasikan kepada perempuan yang sehari-hari mengurus Cuarón itu, sebagaimana film Roma memperlihatkan sosok Cleo (Yalitza Aparicio) yang sehari-hari berfungsi sebagai “ibu substitusi” bagi anak-anak Sofia (Marina de Tavira) dan Antonio (Fernando Grediaga).

IMDB

Tentu, tentu saja Sofia adalah seorang ibu kelas menengah-atas yang mencoba berfungsi sebisanya, bersuami seorang dokter dengan rumah besar di kawasan Colonia Roma. Tapi, dengan suami yang nyaris absen, yang sibuk merancang kebohongan karena menyimpan pacar, Sofia tak bisa berkonsentrasi memperhatikan keempat anaknya. Adalah Cleo, juga rekan Cleo, Adela (Nancy García), yang menjadi tiang dan fondasi rumah itu. Keempat anaknya menjadi sangat dekat dengan Cleo dan menganggap Cleo bagian dari keluarga. Bahkan ketika Cleo hamil oleh kekasihnya, Fermin (Jorge Antonio Guerrero), adalah keluarga Sofia yang melindungi dan merawatnya sementara si pacar sialan itu sibuk berlatih martial art dan tak mau peduli akan kehamilan Cleo.

Pada dasarnya, Cuarón berkisah tentang permasalahan dalam sebuah keluarga kelas menengah-atas Meksiko pada 1970-an tanpa plot yang ketat. Semuanya seolah-olah berjalan “begitu saja” ketika kita menyaksikan keseharian Cleo dari pagi sampai pagi lagi. Tapi dengan subtil Cuarón menggambarkan betapa disfungsionalnya keluarga sang majikan; betapa Sofia yang baik hati itu tak bisa menyetir dan memarkir mobil dalam keadaan mabuk karena hatinya yang rusuh digedor persoalan perkawinannya.

Bahkan peristiwa demonstrasi mahasiswa direkonstruksi dengan luar biasa dan digambarkan dari sudut pandang mereka yang sedang berbelanja furnitur yang menyaksikan dari jendela besar toko. Peristiwa yang belakangan dikenal sebagai “Corpus Christi Massacre” karena sekitar 120 orang tewas dihajar pasukan elite Los Halcones tersebut menunjukkan kekacauan sosial dan politik Meksiko saat itu. Cuarón sengaja memilih pandangan dari sisi orang yang berada di dalam ruang kaca karena ia ingin menunjukkan mereka yang hidup dalam bubble, atau gelembung yang tertutup dan nyaman. Gelembung itu “pecah” ketika anggota Los Halcones menerobos masuk ke toko dengan senjata di tangan dan justru berakibat fatal pada seorang warga kelas bawah seperti Cleo.

IMDB

Berkali-kali Cuarón memaparkan perbedaan kelas itu. Misalnya lewat adegan pesta di hacienda keluarga besar Cuarón yang memperlihatkan mereka yang asyik berlatih menggunakan senjata dan berpesta, sementara Cleo dan kawan-kawannya mengurus kamar dan pakaian. Tapi secara halus Cuarón juga mengungkapkan betapa kepolosan dan ketidaktahuan membuat Cleo tak pernah bisa keluar dari perangkap kelasnya. Cleo mungkin selamanya akan hidup di rumah Sofia dan keluarganya yang sangat bergantung kepadanya, sementara dia juga tak akan paham identitas Fermin dan kawan-kawannya serta apa tujuan mereka berlatih bela diri. Cleo, seperti banyak warga di negara berkembang, adalah satu contoh sosok yang tak akan pernah bisa menjadi bagian dari orang-orang yang diladeninya. Dia serumah dan hidup bersama keluarga itu, dan bahkan dianggap bagian dari mereka, tapi pada saat yang bersamaan tak akan pernah menjadi bagian dari Kawasan Roma. Premis yang menyedihkan ini mungkin tertutup oleh keindahan sinematografi, yang juga ditangani sang sutradara.

Tapi bukan hanya persoalan kelas yang menjadikan film ini penting. Cuarón tetap mengangkat hal-hal yang pribadi dengan sangat menyentuh. Ketika sang ibu mengajak anak-anaknya ke pantai, ia membuat pengumuman bahwa sang ayah akan pergi meninggalkan mereka. Anak-anak diajak ke pantai agar si ayah bisa mengepak baju dan barang-barangnya. Belum pernah ada adegan tentang perpecahan keluarga yang memilukan seperti itu. Semua terpana dan tak bisa berkata apa-apa. Akhirnya si sulung menangis terisak-isak.

Para penggemar film di Indonesia mengenal karya-karya Cuarón sebelumnya, seperti Y Tu Mama Tambien (2001), Children of Men (2006), Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004), dan Gravity (2013). Tapi harus diakui, Roma adalah masterpiece sutradara Meksiko ini.

IMDB

Meraup sepuluh nominasi dalam Academy Awards 2019, termasuk Film, Sutradara, Aktris, dan Film Asing Terbaik, Roma langsung menjadi film klasik yang akan terus menjadi pembicaraan penonton karena Cuarón berhasil berbicara tentang banyak hal: tentang perbedaan kelas, tentang perpecahan sebuah perkawinan, tentang anak-anak, tentang lelaki yang meninggalkan perempuan, tentang perempuan yang gelagapan ditinggal lelaki dan lantas mencoba kuat, tentang… kita.

LEILA S. CHUDORI

 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

IMDB

Sutradara : Alfonso Cuarón

Skenario : Alfonso Cuarón

Pemain : Yalitza Aparicio, Marina deTavira, Diego Cortina Autrey, Carlos Peralta

 

Produksi : Esperanto Filmoj danParticipant Media

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus