Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Figuran Apes dan Putri Semata Wayang

Dalam Sejuta Sayang Untuknya, Deddy Mizwar memerankan seorang aktor figuran sekaligus ayah yang harus pontang-panting demi membahagiakan putrinya. Deddy berhasil membangun emosi yang intens sepanjang film dengan cemerlang.

19 Desember 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktor Senior Deddy Mizwar di Jakarta, 6 Desember 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKTOR SAGALA namanya. Profesinya juga aktor. Tapi laki-laki berumur 60-an tahun itu tak pernah menjadi aktor utama—cuma figuran receh. Ia pernah mendapat tawaran memerankan koruptor yang bakal dihukum mati. Ia pernah berperan sebagai pencopet. Namun, karena karakter itu ia belokkan saat syuting, sutradara menjadi jengkel dan kemudian mengusirnya. Bukan sekali itu saja Aktor apes. Kadang adegannya di naskah kena pangkas dan ia pun batal tampil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berpuluh tahun menjadi aktor, Aktor lebih sering tak mujur. Kariernya mentok. Bahkan untuk mendapatkan peran pun ia kadang harus menodong kenalannya di lokasi syuting. Tentu cara itu tak selamanya berhasil. Ia pontang-panting kejar setoran demi Gina, putri semata wayangnya. Gina, murid kelas tiga sekolah menengah atas, membutuhkan telepon seluler untuk mengikuti latihan ujian akhir di sekolah secara online. Sang putri tak merengek. Tapi Aktor berkeras memenuhi kebutuhan itu karena ingin melihat Gina lulus dan kuliah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masalahnya, utang Aktor menumpuk di mana-mana—di warung makan, di toko kelontong, kepada tukang sayur. Tumpukan utang itu melesakkan Aktor ke pekerjaan baru yang dilakoninya diam-diam: badut. Aktor jungkir-balik bukan semata karena dia mencintai profesi aktor hingga rela terus menjadi figuran dengan bayaran pas-pasan, tapi juga lantaran begitulah caranya menerjemahkan cinta kepada Gina. Cinta yang tanpa kata-kata.

Deddy MIzwar sebagai Aktor Sagala dalam Sejuta Sayang Untuknya. MD Entertaiment

Dalam film Sejuta Sayang Untuknya, tokoh Aktor diperankan Deddy Mizwar, sementara karakter Gina diisi Syifa Safira Nuraisah alias Syifa Hadju. Film arahan Herwin Novianto itu tayang 23 Oktober lalu di layanan video Disney+ Hotstar Indonesia. Selama 97 menit, kita tak sekali pun berjumpa dengan kata “cinta”. Curahan rasa mewujud dalam bentuk-bentuk nonverbal: tatapan mata dan senyum penuh kasih, candaan sarat perhatian, juga adegan haru tanpa sedu-sedan yang berlebihan. Bahkan judul film pun tak diberi embel-embel “cinta”. “Kalau ada kata ‘aku cinta padamu’, film ini sudah selesai di awal,” kata Deddy saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis, 10 Desember lalu.

Deddy berhasil menghidupkan karakter Aktor dengan sangat baik. Itulah yang membuat tim juri Tempo menobatkan dia sebagai Aktor Utama Pilihan tahun ini. Pria 65 tahun itu bisa membangun emosi yang intens dan konsisten sepanjang film baik lewat gestur maupun intonasi suaranya. Sejumlah adegan, baik saat Aktor sendirian maupun ketika beradu dengan Gina, dieksekusi Deddy dengan optimal. Terutama dua adegan yang sarat ledakan emosi: saat Aktor dan Gina berdebat di makam dan ketika Aktor menangis getir mendengarkan pidato putrinya di sekolah.

Para juri juga menganggap Deddy bisa keluar dari stereotipe perannya selama ini, yang lekat dengan sosok tokoh agama. Di sini pun ia mengenakan setelan usang dan topi pet, menanggalkan peci dan baju koko yang begitu khas dirinya di layar lebar ataupun di televisi. Deddy juga keluar dari kesehariannya sebagai aktor kawakan. Dalam film ini, ia menjelma menjadi Aktor Sagala yang sering tersisih, tak mendapat banyak kesempatan di dunia seni peran yang digelutinya.

Beradu akting dengan dua pemeran muda, Syifa Hadju dan Umay Shahab, tidak membuat Deddy terlihat lebih senior dalam Sejuta Sayang Untuknya. Ia mengimbangi keduanya, atau lebih tepatnya mengajak mereka berada di level yang sama. Itu membuat adegan lahir dengan mulus dan tek-tokan dialog pun terdengar alami. Ritme film juga terawat apik berkat akting tak berlebihan dari Deddy dan Syifa sebagai pemeran utama.

Sejuta Sayang Untuknya adalah titik kembalinya Deddy Mizwar ke dunia film. Ia sempat tenggelam dalam kesibukannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat 2013-2018. Di samping Sejuta Sayang Untuknya, rumah produksi Deddy, PT Demi Gisela Citra Sinema, merilis film keluarga lain tahun ini. Salah satunya Bidadari Mencari Sayap, film tentang pernikahan berbeda etnis dan agama yang juga tayang di Disney+ Hotstar. Dalam film itu, Deddy memerankan Johan, pedagang perlengkapan muslim yang berkawan dengan seorang nasrani dan Cina.

Kiprah Deddy di dunia seni peran dimulai pada usia 19 tahun lewat film Gaun Pengantin (1974). Kariernya lalu melesat sejak ia menjadi pemeran utama film Naga Bonar (1987) yang legendaris. Karakter itu lama melekat pada Deddy, bahkan hingga ia kemudian bermain dalam banyak film populer, seperti Bukan Impian Semusim (1982) dan Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986). Pada 1997, ia mendirikan rumah produksi sendiri, Demi Gisela Citra Sinema. Rumah produksi ini melahirkan sejumlah serial televisi laris, seperti Lorong WaktuKiamat Sudah Dekat, dan Para Pencari Tuhan.

Dalam berbagai serial religi yang biasa tayang saat Ramadan itu, Deddy merangkap peran sebagai produser, sutradara, sekaligus aktor utama. Ketiban banyak pekerjaan dari semua proyek justru membuat Deddy lebih “hidup” sebagai seorang seniman. “Saya tumbuh dan besar dengan semangat untuk berkarya terus, bahkan saat umur sudah tak lagi muda. Ini yang membuat saya terus menjaga performa akting dan fisik agar bisa produktif sekalipun saat pandemi,” ujarnya.

Walau sudah lebih dari empat dekade menjadi aktor dengan beragam karakter, Deddy menganggap perannya dalam Sejuta Sayang Untuknya tak gampang. Ia bercerita, Syifa dan Umay sempat terlihat kikuk saat awal workshop. Karena itu, sebagai aktor yang lebih senior, ia berusaha mengikis jarak usia dengan keduanya. Salah satu caranya adalah memperbanyak latihan dengan mereka untuk menumbuhkan chemistry.

Mereka berdiskusi membahas detail tiap adegan sehingga saat syuting, yang berlangsung dua pekan, tak ada lagi pengulangan. “Saya bukan orang yang percaya pada apa pun yang instan. Begitu pun di seni peran, proses berlatih adalah kunci untuk mengkondisikan pikiran dan perasaan kita,” tutur Deddy. “Sebab, dalam film kita memainkan karakter manusia. Apa yang kita gerakkan dan mainkan didorong oleh pikiran dan perasaan itu.”

Di mata Deddy, karakter Aktor Sagala sangat kompleks dan menarik. Sebagai bapak dua anak, ia merasakan betapa besar cinta Aktor untuk Gina dan dunia seni peran. Di depan Gina, Aktor adalah ayah yang hangat dan penuh kasih. Aktor juga selalu menyembunyikan lara hatinya dari Gina. Ia memilih tersedu sendirian di kamar dan berbicara kepada foto mendiang istrinya dibanding berkeluh-kesah.

Syifa Hadju beradu akting bersama Deddy Mizwar dalam Sejuta Sayang Untuknya. MD Entertaiment

Adegan tersulit bagi Deddy dalam film ini adalah saat ia terisak tanpa suara mendengarkan pidato Gina di sekolah. Dalam pidato itu, Gina bercerita tentang ayahnya yang bertahan dengan idealisme sebagai aktor tapi juga berusaha kuat membahagiakan dirinya. Dalam adegan itu, Gina tak tahu ayahnya hadir. Sedangkan Aktor sekuat tenaga menahan bendungan tangisnya tak bobol agar tak diketahui Gina.

Menurut Deddy, adegan itu ibarat puncak dari emosinya setelah berpuluh hari mendalami peran sebagai Aktor Sagala. Ia mengaku banyak mengobrol dengan sejumlah aktor figuran di lokasi syuting sebelum adegan itu direkam. “Di adegan ini, Aktor adalah representasi penonton merespons narasi pidato Syifa. Ini sulit karena saya menumpahkan semua perasaan saya tanpa secuil pun dialog,” ucapnya.

Menurut Deddy, Sejuta Sayang Untuknya menggambarkan perjalanan emosi dan jungkir-balik nasib yang dialami banyak orang. Tak ada problem yang betul-betul nyeleneh untuk diuraikan. Namun semua itu digambarkan detail sehingga Deddy berharap menyentuh banyak orang. Formula itu masih akan dipakai rumah produksi Deddy untuk sekuel film ini.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus