Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa yang terjadi ketika sebuah negeri kehilangan orientasi? Ketika penguasa mengandalkan pembisik yang lebih mewakili kepentingan iblis? Ketika para penggantinya sibuk menutupi watak penjilat dan korupnya dengan wajah bijak resi? Bahkan cinta pun dikebiri, hingga putri tunggal raja, Parwita cantik—aslinya Cornelia Agatha yang sungguhan cantik—mengeluh sendu, "Mungkinkah cinta sudah tidak ada lagi?"
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo