Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Ensiklopedia, dari dua kota

Dunia penerbitan indonesia akan punya ensiklopedia lebih dari satu jilid. kali ini dua penerbit, satu kerjasama dengan penerbit belanda dan satu lagi oleh penerbit yogya. (bk)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG anak muda berumur 35 tahun suatu kali punya ide mau menerbitkan sebuah ensiklopedia "yang paling lengkap yang pernah diterbitkan di Indonesia." Kini ia sedang akan membuktikan cita-citanya itu. Pekan lalu di Yogya pemuda itu, Oei Eng Goan, mulai mengedarkan sejumput buah usahanya dalam bentuk buku Pengantar Penerbitan Ensiklopedi Indonesia, setebal 76 halaman. Nampaknya dengan demikian kampanye sudah dimulai. Dilihat dari Pengantar Penerbitannya, di mana disertakan contoh isi dan gambar, cukup ada kesungguhan dalam niat penerbitan ini. Ada 18 anggota dewan redaksi yang meliputi pelbagai bidang, sejak dari fisika nuklir sampai dengan olahraga. Meskipun tak ada di antaranya yang bergelar profesor dan tak nampak nama yang tersohor luas, dari contoh bisa diakui bahwa mereka berhasil menuangkan pokok soal dengan bahasa populer. Itu sudah suatu prestasi tersendiri. Mereka, yang semuanya tinggal di Yogya, berapat tiap Jum'at sore. Kerja nampaknya cukup keras juga. Bidang sejarah dan anthropologi misalnya sampai sekarang sudah menerima sekitar 400 artikel, berasal dari sekitar 20 penyumbang. Tapi, "kira-kira 60% dari naskah yang masuk mengalami perubahan banyak," kata drs. Tashadi, redaktur di bidang ini. Seorang redaktur di bidang teknik juga menyatakan bahwa banyak sumbangan yang datanya perlu diperbaharui. Kurang Jernih Ini memang proyek besar, kata Oei Eng Goan, pemrakarsa yang kini menjadi pemimpin redaksi. Dan "idealistis," tambahnya. Eng Goan adalah seorang BA dalam sastra Inggeris, lulusan IKIP, kutu buku sejak kecil. Begitu ia tergerak untuk menerbitkan sebuah ensiklopedia, ia menghimpun sejumlah orang, terutama kawan-kawannya, untuk ikut dalam keredaksian. Gaji masing-masing Rp 50. 000 sebulan. "Kecil," kata Eng Goan, "kalau melihat proyek yang membutuhlan tanggungjawab besar semacam ini." Tapi ini soal "kepuasan batin," tambahnya. Termasuk beruntung juga Eng Goan dkk. mendapat seorang penerbit seorang dealer motor Yogya yang juga punya bisnis menerbitkan buku-buku. Hary Indarto, Direktur Pustaka Pengarang itu sudah ikut mengikatkan uangnya untuk proyek yang makan ongkos Rp 250 juta ini. Para ensiklopedis Yogya itu juga dapat bantuan dari Kodam VII/Diponegoro, berupa fasilitas perkantoran. Targetnya di pertengahan 1980 nanti sudah akan muncul 7 jilid. Masing-masing harganya belum ditentukan. "Dari rencana perhitungan sebelum Kenop-15, per jilid Rp 10 ribu." Kelak jelas harga itu akan lebih tinggi. Bagaimana pasarannya nanti, tentu tergantung banyak hal. Dilihat dari buku Pengantarnya, kwalitas cetak ensiklopedia yang satu ini -- di atas kertas HVO -- masih kurang menarik. Tatamuka, gambar serta fotografinya, terutama yang berwarna, masih kurang diseleksi. Jugang kurang jernih. Dan jika orang lebih percaya kepada pengalaman serta nama, calon ensiklopedia dari Yogya ini bisa saja akan terdesak oleh scbuah calon ensiklopedia Indonesia yang lain, yang juga direncanakan akan terbit di tahun 1980. Sebab yang satu ini merupakan kelahiran kembali dan sekaligus perluasan dari Ensiklopedia Indonesia yang pernah terbit di tahun 1954. Tersusun rapih dalam tiga jilid dan 1600 halaman, Ensiklopedia Indonesia diterbitkan oleh W. Van Hoeve, sebuah penerbit modal Belanda di Bandung. Isinya diolah oleh sebuah tim yang diketuai dua ilmiawan terkemuka, Prof. Dr. Mr. S.G. Moelia almarhum dan Prof. Dr. K.A.H. Hidding. Dijual dengan harga murah untuk waktu itu -- karena ongkos penerbitannya disubsidi pemerintah --Ensiklopedia Indonesia mengalami cetak ulang, dapat sambutan baik di luar negeri dan diekspor ke Singapura serta Malaysia. "Saya yakin Ensiklopedia Indonesia itu banyak menghasilkan keuntungan bagi penerbitnya, " kata J. Semeru, pemilik dan pengelola PT Ichtiar Baru. Kesulitan Percetakan Semeru kini menyiapkan terbitnya kembali Ensiklopedia Indonesia dengan kerjasama dengan W. Van Hoeve. Penerbit itu di masa konflik Indonesia-Belanda di awal tahun 1960-an (perebutan Irian Barat) tak diizinkan lagi berusaha di Indonesia. Kini W. Van Hoeve dari Belanda mengajak Ichtiar Baru -- seraya bersedia menanggung semua biaya penyusunan dan penerbitannya -- untuk melahirkan Ensiklopedia Indonesia yang diperbaharui. Ensi ini direncanakan setebal 3000 halaman, terbagi dalam 6 jilid, dengan tim penyusun yang hampir semuanya ilmiawan Indonesia. Koordinatornya adalah Hassan Shadily M.A., pemimpin redaksi Ensiklopedi Umum (terbitan Yayasan Kanisius, 1977), ensiklopedia satu jilid setebal 1192 halaman yang selama lebih 10 tahun diolah para sarjana Indonesia terkemuka -- dan merupakan buku referensi terpenting dalam bahasa nasional selama beberapa tahun terakhir ini. Dengan modal uang dan keahlian yang sedemikian rupa, tak berarti proyek Ensiklopedia Indonesia yang diperbaharui sudah lancar. Pelbagai hambatan merintanginya, terutama soal percetakan. Pemerintah Indonesia, untuk melindungi percetakan dalam negeri, melarang semua pencetakan buku berbahasa Indonesia di luar negeri. Maka ensi itu pun harus dicetak di sini. Tapi pihak M. Van Hoeve menginginkan agar mutu cetaknya berstandar internasional. "Padahal di Indonesia belum ada percetakan yang dapat memenuhi standar mereka itu," menurut Semeru. Jika benar demikian, penundaan terbitnya mengandung risiko isinya bisa tertinggal oleh perkembangan. Bagaimana pun juga, rencana dari dua kota untuk sebuah ensiklopedia Indonesia oleh orang Indonesia itu suatu petunjuk kemajuan yang menggembirakan. Ensiklopedia adalah indikasi suatu tingkat prestasi kebudayaan, dan juga penularan prestasi itu ke khalayak ramai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus