Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Festival Film Dokumenter 2019 Hadirkan Program Kesehatan Mental

Program Perspektif di Festival Film Dokumenter hendak memperluas pembicaraan terkait isu kesehatan mental yang terjadi di sekitar kita.

23 November 2019 | 11.03 WIB

festival Film Dokumenter Arkipel 2017. Dok. Arkipel
Perbesar
festival Film Dokumenter Arkipel 2017. Dok. Arkipel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Festival Film Dokumenter (FFD) yang akan digelar di Yogyakarta 1-7 Desember 2019 menghadirkan sebuah program khusus yang menyoroti soal isu kesehatan mental melalui sejumlah karya film. Isu ini diangkat melalui program Perspektif, salah satu kegiatan FFD yang membahas tentang fenomena khas tahun penyelenggaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Program Perspektif hendak memperluas pembicaraan terkait isu kesehatan mental yang terjadi di sekitar kita. "Dengan tidak terpaku pada persoalan klinis semata, program ini mencoba menghadirkan beragam aspek dan pendekatan lain melalui pemutaran tujuh film pilihan,” ujar Programmer FFD 2019, Syifanie Alexander dalam keterangannya pada Jumat, 22 November 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemutaran program Perspektif akan diselenggarakan pada 2-7 Desember 2019 di Taman Budaya Yogyakarta dan IFI-LIP Yogyakarta. Sedangkan agenda diskusi dari program ini akan digelar pada 5 Desember 2019 di IFI-LIP Yogyakarta.

Adapun tujuh film di FFD 2019 yang akan ditampilkan dalam program Perspektif itu antara lain China Man (Jerrel Chow, 2019).yang menyorot persoalan identitas rasial dalam sebuah lingkungan sosial dan kerap kali membangkitkan tekanan dan kegundahan pada manusia. Lalu ada juga film Love Talk (Shen Ko-shang, 2017) yang menggali korelasi cinta dengan mental manusia melalui gambaran perjalanan sepasang kekasih.

Adapun film Turning 18 (Ho Chao-ti, 2018) akan memantik pembicaraan tentang proses beranjak dewasa, khususnya bagaimana pengalaman ini menjadi sesuatu yang menyenangkan, membingungkan, sekaligus melelahkan bagi mental. Isu kesehatan mental yang hadir sebab tekanan dari rezim politik suatu negara hadir juga bakal dieksplorasi dalam film 48 Years: Silent Dictators (Sunairi Hiroshi, 2018).

Selain itu, persoalan tentang ingatan terhadap rumah sebagai ruang hidup coba dikaitkan dengan ikatan emosional manusia, lantas dinarasikan dengan puitis melalui film Anxiety of Concrete (Yunmi Jang, 2017). Film Village of Swimming Cows (Katarzyna Trzaska, 2018) hadir untuk menengok mental seseorang yang mengalami tekanan kehidupan modern dengan pengalaman kembali ke desa.

Lain halnya dengan Good Neighbours (Stella van Voorst van Beest, 2018) yang menghadirkan proses pendataan dan pendekatan yang dilakukan oleh lingkungan kehidupan bertetangga. Pembahasan isu kesehatan mental di FFD juga dilengkapi dengan agenda diskusi program Perspektif bertajuk Kesehatan Mental dan Kebahagiaan yang Tidak Sederhana.

“Diskusi ini bermaksud memunculkan dialog tentang bagaimana kita memahami, memandang, dan bersikap terhadap masalah mental yang ada di sekitar kita,” ujarnya.

Adapun pemantik dari agenda diskusi Perspektif adalah Rifki Akbar Pratama dari KUNCI Study Forum & Collective dan Shalfia Fala Pratika yang tercatat sebagai mahasiswa Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

PRIBADI WICAKSONO

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus