Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Film anak-anak dewasa

Skenario: mario puzo, david newman, leslie newman, robert benton sutradara: richard donner resensi oleh: bambang bujono.(fl)

9 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUPERMAN Skenario: Mario Puzo, David Newman, Leslie Newman dan Robert Benton Sutradara: Richard Donner KI Dalang wayang kulit tak merasa perlu menggunakan teknologi modern untuk membuat Gatutkaca terbang. Tidak demikian dengan Richard Donner -- sutradara The Omen -- ketika terpilih menggarap Superman. Beserta stafnya, Richard, 42 tahun, cari akal agar di layar perak Superman benar-benar kelihatan terbang. Sebab, seperti kata Terence Stamp (dalam film memerankan Jenderal Zod dari planet Krypton yang dihukum): "Berhasil atau gagalnya film ini tergantung bagaiman Superman terbang." Stamp benar. Dengan hanya satu kisah amat sederhana (kiamatnya planet Krypton, dan satu-satunya yang selamat adalah bayi Kal-El karena dikirim ke planet Bumi oleh orangtuanya, dan di Bumi kemudian dikenal sebagai Superman) tak banyak yang bisa digunakan menarik penonton. Maka jadinya film ini sebuah suguhan fantastis yang daya pikatnya dimungkinkan oleh perkembangan teknologi. Tanpa tanggung-tanggung Richard Donner mengumpulkan para bintang dan pekerja film ternama: Marlon Brando (God Father), Gene Hackman (French Connection), Susannah York, Maria Schell, Glenn Ford, Trevor Howard disainer John Barry (Star Wars), sinefotografer Goeffrey Unsworth (2001: A Space Odyssey), ahli miniatur Derek Meddings dan banyak lagi. Dan karena itu ia memilih Inggeris sebagai tempat pembuatan film. Di Inggeris tidak seperti di AS, tak ada keharusan hanya menggunakan para pekerja studio yang kebetulan disewa. Pertunjukan perdana di Washington DC, 10 Desember tahun lalu, dihadiri Presiden Carter. Di London, tiga hari kemudian, dihadiri Ratu Elizabeth. Dengan biaya sekitar Rp 25 milyar dan lama pembuatan hampir 2 tahun, lengkaplah "keajaiban" film tentang manusia terbang yang bertubuh baja ini. Spiderman Tapi sebagai hiburan, barangkali lebih menyenangkan film Spiderman. Mungkin skenario memang tidak menyediakan peluang humor terlalu banyak. Mario Puzzo (cerita, dan skenario bersama David Newman) yang melejit namanya berkat God Fathernya, barangkali saja tak cocok dengan film yang butuh warna cerah. Adegan pertama yang mengisahkan kiamatnya planet Krypton begitu serius dan meyakinkan, dan suara pertama yang terdengar adalah suara Jor-El (ayah Superman, diperankan Brando): "Ini bukan khayalan semata . . . " Tapi berikutnya, ketika si Clark Kent (reporter surat kabar Daily Planet, Superman sehari-hari) jatuh cinta dengan Lois Lane, rekannya, terasa seperti salah sambung: ini bukan cerita yang tadi. Juga ketika Lex Luthor (Gene Hacknlan) muncul, si penjahat jenius yang beristana di bawah tanah ini membawa suasana lain pula. Singkat kata Superman punya tiga faset kisah planet Krypton, kisah Clark Kent dan cerita Luthor. Pergantian adegan yang memberi kesan suasana lain itu -- tepatnya seperti ada film lain nyelonong masuk mungkin agak mengacaukan cara orang menikmati. Kita seperti melihat tiga film sekaligus. Apa film yang tak utuh ataukah wadah yang demikian cemerlang itu tak didukung isi cerita yang sepadan. Sutradara Richard Donner memang tak pernah bicara tentang ceritanya sendiri. Dia lebih berbangga bagaimana teknologi modern kini mampu menyuguhkan manusia yang benar-benar terbang dan hal-hal lain yang meyakinkan. Dan itulah memang keunggulan film ini dari buku komiknya. Tapi jangan harap Superman berkelahi, menghantam musuh dari angkasa seperti dalam komik. Ada juga beberapa adegan dan dialog yang memancing tawa. Cuma terlalu berat bagi kanak-kanak -- meskipun film ini kelihatan cocok ditonton orang dewasa. Meski begitu tokoh ciptaan Jerry Siegel dan Joe Shuster tahun 30-an ini memang kembali hidup. Tapi dia terasa aneh: seorang makhluk yang demikian baik hati, yang kemudian bisa marah karena pacarnya mati. Dan kemarahannya luar biasa: diputarnya bumi kembali ke dimensi waktu sebelumnya, ketika sang pacar masih hidup. Film ini selesai di situ. Dan kita tak bisa membayangkan bagaimana sebetulnya Superman itu. Tapi keberhasilan Donner antara lain juga dalam memberi kesan kuat (lebih kuat dari yang dalam komik) bahwa Superman bukan makhluk Bumi. Yang mungkin akan lebih mengundang rasa ingin tahu ialah superman II, yang konon hampir siap dan direncanakan beredar musim panas 1980. Kabarnya akan ada adegan Superman dan Louis Lane naik ranjang, juga bertemunya Superman dengan tiga makhluk asal planet Krypton yang dulu dihukum Jor-El, dilemparkan ke alam raya. Marilah menjadi kanak-kanak. Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus