MEREKA menjuluki benua ini "firdaus terakhir". Seperti bongkahan salju yang menyelimutinya, di sini waktu tegak membisu sepanjang zaman. Menurut sejarah, Von Bellingshausen, Bransfield, dan Palmer adalah yang pertama kali menyaksikan keajaiban Antartika (Kutub Selatan). Seratus tujuh puluh tahun kemudian, pegunungan-pegunungan es masih berdiri di tempat yang sama. Berbagai negara berebut hak atas daratan seluas 14 juta kilometer persegi itu. Padahal, menurut para ahli, tak banyak nilai ekonomis yang bisa dipetik dari Antartika. Hanya ratusan ribu binatang laut, iklim keras dengan suhu minus 80 derajat C, dan perairan yang menampung 90% es yang ada di bumi. Berkat Perjanjian Antartika -ditandatangani 12 negara pada 1959 -kutub selatan kemudian bersih dari pertikaian dan percobaan senjata. Hanya penelitian lingkungan dan ilmiah yang diizinkan. Tahun ini, jaminan sesuai perjanjian itu habis. Lalu ada yang mengusulkan agar Antartika dikembangkan sebagai obyek wisata. Lainnya, seperti ahli lingkungan Jacques Cousteau, tetap tegas: biarkan kutub selatan surga tak bertuan. . Kedamaian Padang Es LEBIH dari 45 spesies burung hidup di benua terbesar kelima di dunia ini. Sementara itu, 30 juta km2 esnya menyimpan krill -sejenis udang -yang menjadi sumber makanan ikan paus, duyung, kura-kura, dan lumba-lumba. Penelitian dibatasi hanya untuk tujuan perdamaian dan pertukaran pengetahuan. Di kutub Selatan inilah, para ilmuwan pertama kali mengamati perusakan lapisan ozon. Foto: GAMMA, Teks: Yudhi Soerjoatmodjo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini