Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUSIK terdengar riang, bahkan agak ingar-bingar seperti musik di pasar malam. Enteng, seperti gelak tawa para pemuda bercengkerama di simpang jalan. Dua-tiga tarikan napas berselang, potongan melodi yang sama muncul kembali, tapi dimainkan dengan semangat berbeda: tempo lebih lambat, sentuhan tangan sang pianis melunak, dan musik terdengar lebih manis, malah agak melankolis. Tak lama kemudian muncullah tantangan atau ”drama” musik ini sesungguhnya: dari melodi yang sama lahirlah rangkaian nada yang berlipat kali lebih njlimet. Suasana minor dan mayor silih berganti.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo