Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Hadrah tergopoh-gopoh

Kesenian hadrah dari kalimantan merupakan pertunjukan masal yang dilengkapi rebana & bendera. irama rebana diilhami barzanji. orang banjar, sering berlatih dan mengadakan lomba badrah antar desa. (ms)

10 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIBUTUHKAN 150 orang untuk menyelenggarakan kesenian hadrah (TEMPO 9 Agustus 1975) oleh saudarasaudara di Kalimantan. Pertunjukan ini menurut orang-orang tua munculnya bersamaan dengan mendaratnya agama Islam di pulau ini. Sebuh payung ubur-ubur yang dipegang oleh orang yang dihormati, dikuntit oleh 12 orang yang bertugas meningkah lagu dari rebana mereka. Di belakangnya bersaf 4, masing-masing 12 orang, memegang bendera-bendera dari berbagai negara -- sementara 75 bendera kecil berkibar-kibar di tangan rombongan pengikutnya. Pernah di suatu masa grup-grup hadrah mengalami masa subur- sebagai pertunjukan yang disajikan kepada para pembesar yang sedang berkunjung. Juga ia menjadi tontona,n dalam upacara perkawinan. Bahkan khusus diselenggarakan pada hari-hari senggang manakala kampung berhajat menyelenggarakan selamatan. Tentulah panjang kisahnya kalau ditelusuri bagaimana raibnya secara perlahan-lahan tontonan ini, terutama di kota-kota yang terbilang gede. Kini bilapun ada, jumlahnya susut dan peralatannya tidak lengkap. Kata orangorang tua, itulah hadrah basa-basi. Underground Peranan musik dalam hadrah menonjol. Dalam hal ini komposisi dan gerak lagu hadrah memang unik. Irama yang dipakai berkecepatan 3/4. Juga pukulan rebananya mengikuti metrum yang sama. Ikut dengan irama lagu itu semua bendera di belakang ubur-ubur digerakkan dengan kecepatan yang sama, rapi dan mantap. Sumber lagunya dikutip dari Barzanji atau Diba' yang dikarang oleh ulama-ulama kenamaan dari masa bahari, dan hingga kini tetap populer bahkan mendapat tubuh baru berupa orkes gambus dan grup-grup kasidah. Tapi karena arus yang mengalir dalam kehidupan masyarakat tampaknya bertambah bergegas, maka lagu hadrah pun kelihatan mulai tergopoh-gopoh juga. Sekedar selingan - serta dimaklumi orang banyak -- sering tercetus musik yang nyerempet selera anak muda masa kini yang doyan musik underground itu. Ini semacam usaha dari hadrah sendiri untuk mempertahankan hidupnya dalam perubahan masyarakat yang menjadi gaduh -- di samping juga harus diingat bahwa dalam pusaka-pusaka warisan tasauf atau mistik, ritme dan melodi biasanya dekat dengan underground itu. Pertolongan lain datang dari orang-orang Banjar sendiri yang hidupnya di pedesaan. Di sana hadrah masih dijunjung tinggi. Latihan-latihan masih dilangsungkan di muka surau dan mesjid, kadang di halaman sekolah atau di rumah kepala kampung. Kebutuhan perlengkapan dan pakaian seragam memang merupakan faktor penghalang yang utama. Tetapi toh dapat diatasi oleh beberapa buah desa, manakala perabot-perabot desa sudi campur tangan. Bahkan boleh dilaporkan bahwa di beberapa desa yang kaya ada beberapa buah grup sekaligus. Maka tak salah kalau memang ada kegiatan menyelenggarakan lomba hadrah. Lomba-lomba hadrah selamanya unik. Orang-orang desa selalu menyambutnya dengan bergairah dan masing-masing mempunyai hadrah idaman, karena seleranya memang macam-macam. Tetapi juri tak perlu bingung karena penilaian biasanya ditukikkan pada pukulan rebana dan gerakan bendera. Misalkan pukulan tersebut sudah rata kedengarannya, karcis untuk menang boleh dibilan sudah tersabet. Demikian juga halnya dengangerakan bendera. Hal ini tentu saja tak bisa dinikmati oleh banyak orang kota - yang meskipun maunya tetap mencintai hadrah, peristiwanya tak mungkin lagi mereka cerap. Karena mereka hanya menikmatinya lewat kaset.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus