ADA yang istimewa bagi Australia pekan ini. Tepat 26 Januari, 200 tahun lalu, benua tak bertuan itu ditemukan Kapten Arthur Philip. Hari itu ia menancapkan bendera Inggris di Teluk Sydney, setelah mengarungi samudra sejauh 20.000 kilometer. Bersama Arthur, ada lagi seribu lebih orang buangan. Ketika kini penduduk Australia mengerek bendera nasional memperingati bicentennial Benua Australia, kaum Aborigin malah mengibarkan bendera duka, seraya mengacungkan poster protes, "Hari jadi Australia adalah hari peringatan invasi." Dengan kecurigaan yang sangat kental, Kevin Tory, juru bicara Koalisi Gerakan Aborigin, mengatakan, "Kami ingin menunjukkan, selama 200 tahun kami ternyata bisa bertahan." Siapa yang benar? Sulit menentukannya. Sejarah nasional, betapapun ditunjang ilmu sejarah, tak kaya dimensi. Bisa segera berbalik begitu sudut pandang digeser. Sejarah perjuangan sebuah bangsa, misalnya, adalah catatan mimpi buruk bagi penganut kolonialisme. Sejarah pembentukan sebuah bangsa -- mau tak mau berdasar pada asas demokrasi yag kini diakui universal -- adalah manipulasi bila diukur dengan prinsip-prinsip obyektif ilmu. Milik siapakah Australia? Itulah dasar pertanyaan kaum Aborigin. Sejumlah pencinta ilmu antropologi, yang sebagian besar adalah ilmuwan kulit putih juga, melontarkan kata-kata bersayap, "Australia Putih mempunyai Sejarah Hitam." Tak ada jawaban tegas. Atau bisakah kelompok yang berjumlah 230.000 jiwa itu, menurut asas demokrasi, menentukan nasib kelompok penduduk lain yang total 15 juta jiwa? Disharmoni. Ini barangkali lebih cocok disebut sebagai latar noda perayaan bicentennial Australia yang sebenarnya. Hubungan buruk antara mayoritas penduduk dengan penduduk asli yang merupakan kelompok minoritas -- pola sengketa yang dikenal di mana-mana. eserasian sebenarnya bisa mengubur segala macam bentuk tuntutan yang sulit diselesaikan. Di Selandia Baru, tetangga Australia, misalnya, kaum Maori, penduduk asli negara dengan mayoritas kulit putih itu, tak terdengar mengklaim apa-apa. Jim Supangkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini