Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
ZUBAIDAH meraung-raung. Tangisnya begitu pilu. Ruang bangsal yang disulap menjadi sebuah penjara membuat luka lama sang wanita tua kembali menganga. Bilah-bilah kayu lusuh yang menutup dinding ruang itu seolah mengingatkan salah seorang pemain ini kembali pada nasib kakaknya yang menjadi korban sebuah kesalahan sejarah. Tangisnya yang panjang membuat Garin Nugroho, sang sutradara, terpaksa menghentikan syuting. Lain waktu, giliran Ibrahim Kadir, sang aktor utama, yang melolong panjang. Tangisnya tak kalah memilukan. Sekali lagi, adegan terpaksa dihentikan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo