Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di penjara Takengon itu, hidup menjadi sunyi, redup, dan tanpa nama. Ada sang "lelaki salat" (Amak Baldjun), yang rajin memanggil warga penjara untuk salat; ada seorang pemuda ideolog yang sibuk berpidato tentang gunanya ideologi dalam hidup; ada "lelaki tua bijaksana", yang penuh saran dan nasihat; ada "wanita dapur tua", yang penuh trauma (Ati Cancer), dan "wanita dapur muda" (Berliana Fibrianti), yang menjadi impian setiap lelaki; ada "lelaki tutup telinga", yang selalu merasa lebih aman menyumpal kedua telinganya agar terhindar dari apa pun yang menakutkan, dan ada "penyair didong", yang setiap kali ditugasi Pak Sipir Penjara untuk membungkus para tawanan dengan karung goni sebelum dieksekusi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo