Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

James Bond Lahir Kembali

James Bond baru versi Daniel Craig memang bukan impian banyak penggemar Bond yang fanatik. Tetapi dia tampil lebih realistis.

27 November 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CASINO ROYALESutradara: Martin CampbellSkenario: Neal Purvis, Robert Wade, dan Paul HaggisPemain: Daniel Craig, Eva Green, Judi Dench

Inilah sosok Bond terbaru. Tolong jangan mencerca dulu. Jangan berkobarkobar ikut demo antiDaniel Craig apalagi untuk memboikot film ini (dan itu percuma, karena toh ternyata film ini menjadi box office di AS, anyway.).

Sosok James Bond yang kita kenal selalu dandy, penuh wanita yang siap bergulingguling dengannya kapan saja, di mana saja, di segala penjuru dunia. Dengan Martini yang dikocok, tidak diaduk. Kita juga mengenal Q yang dengan takzim menyediakan segala pernakpernik gadget Bond dalam rangka mendukung misi Bond menjalankan "license to kill", sementara ada juga Moneypenney yang kenes dan juga bos M yang meski sering jengkel, selalu mendukung aksiaksi Bond yang terkadang kelewat batas.

Tetapi semua atribut Bond itu seolah mengalami "dekonstruksi". Pada film Casino Royale, debut Daniel Craig pertama sebagai James Bond, kita bertemu dengan James Bond yang jauh lebih membumi dan penuh kesalahan yang manusiawi. Kita tak menemui sosok Q, artinya aksi Bond tak lagi dipenuhi oleh gadget yang hebat yang mendukung misinya; kita tak bertemu dengan Moneypenney, dan M malah tampil sebagai bos yang sering temperamental dan sering memarahi Bond seperti anak usia 13 tahun yang baru mengenal dunia. Craig-yang sudah diprotes oleh para penggemar fanatik Bond-memang bukan sosok tampan konvensional yang mampu memabukkan perempuan hanya dalam satu kerlingan seperti Sean Connery, Roger Moore, atau Pierce Brosnan. Meski berambut blonda dan bermata biru serta bertubuh memukau, Craig jauh dari bayangan Bond "tradisional". Dia tampil lebih keras, dingin, dan tidak banyak omong, apalagi cengarcengir. Dia tidak charming seperti Connery; tidak pernah mengucapkan humor seperti Roger Moore, dan tidak ganteng seperti Pierce Brosnan. Tapi satu keistimewaan Craig: dia tidak tampil sebagai lelaki yang berpose. Dia tidak mencoba bertingkah ganteng. Dia hanya tampil seadanya: intel kelas dunia yang dingin, tapi membara nun di lubuk hatinya. Dan unsurunsur inilah yang melahirkan Bond yang baru.

Film ini dibuka dengan adegan tugas pertama Bond di Uganda, tempat dia habishabisan mengejar pembuat bom yang diperankan Sebastien Foucan. Campbel memperlihatkan perkelahian dan adegan kejarmengejar serta akrobat yang seru namun "konvensional", hingga Bond seolah lahir kembali sebagai seorang intel yang sama sekali tak mau bergantung pada kehebatan elektronik abad ini.

Casino Royale diciptakan Ian Fleming pada 1953. Musuh utama saat itu adalah komunisme. Bond diberi tugas menyusuri kehidupan seorang lintah darat kelas kakap bernama Le Chiffre (Makds Mikkelsen), yang memiliki urat mata yang lecet hingga matanya mengeluarkan air mata darah jika tengah senewen dan dikenal sangat mudah membunuh lawannya seperti mengunyah kacang goreng. Yang penting, Le Chiffre adalah pemain poker andal yang tak terkalahkan. Ke Montenegro, Bond diberi tugas mencari tahu orang di balik Le Chiffre. Dia ditemani seorang akuntan pemegang duit Vesper Lynd (Eva Green) yang jelita dan tampak dingin, meski kita tahu hanya dalam waktu singkat dia akan segera tidur dengan Bond.

Adeganadegan permainan poker yang berhasil membangun ketegangan sekaligus menampilkan intrik dan pengkhianatan di dalam tubuh intelijen adalah satu poin untuk penulis skenario. Namun penonton kemudian harus terkejut dengan adegan penyiksaan terhadap Bond yang semakin memperlihatkan dia menjadi seperti "intel biasa" yang bisa menjerit ketika kemaluannya dihajar musuhnya. Tak mengherankan jika kekerasan demi kekerasan yang dilakukan Bond selanjutnya tampak seperti sebuah tindakan jagoan yang membabi buta, bukan jagoan yang penuh perhitungan dan strategi.

Belum lagi hilang rasa terkejut kita, Bond baru ini kemudian menyatakan cintanya kepada Vesper. Lho? Bond memang playboy nomor wahid di dunia. Namun dia hampir tak pernah memiliki emosi terhadap perempuan. Hanya sekali dua kali kita lihat Bond pernah memiliki masa lalu dengan beberapa perempuan-yang belakangan menikah dengan lelaki lain. Tetapi sekarang? Seorang akuntan cantik yang baru ditemuinya di kereta api? Dan ini bukan ucapan gombal. Ternyata dia memang jatuh cinta. Lihat adegan yang mengharukan saat Vesper akhirnya tenggelam dan Bond matimatian menyelamatkannya.

Film ini kemudian diakhiri pembalasan dendam Bond kepada "dalang" seluruh kejahatan yang menyebabkan kematian kekasih barunya itu. Dan baru di akhir film Bond kemudian tampil dandy dan mengucapkan the magic word: "It's Bond. James Bond."

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus