Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak kepergian penulis sekaligus penyair Joko Pinurbo pada Sabtu pagi, 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogjakarta, ucapaan doa terus mengalir. Termasuk dari sastrawan Yogyakarta yang dikenal sebagai teman sejawat Joko Pinurbo yaitu Satmoko Budi Santoso dan Mustofa W. Hasyim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penulis novel Rumah Cinta, Mustofa W. Hasyim, mengirimkan doa-doa atas kepergian sastrawan berbakat Indonesia itu. Dia pernah satu panggung bersama Jokpin untuk mengisi sebuah penjurian bersama-sama dalam lomba puisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya pernah bareng jadi juri lomba baca puisi mahasiswa di Universitas Sanata Darma. Saat mendapat kabar kalau beliau berpulang, doa-doa baik terus mengalir kepadanya," katanya kepada Tempo pada Sabtu malam, 27 April 2024.
Joko Pinurbo Sering Membantu
Hasyim mengungkapkan jika sosok Jokpin adalah orang yang baik, cerdas dan ringan tangan dalam membantu. Beberapa kali, Hasyim bertemu dan meminta bantuan kepada Jokpin untuk mengisi sebuah acara. Bahkan, tak segan bercengkrama dan berdiskusi bersama teman-teman sastrawan di Yogyakarta.
"Saya pernah ke rumahnya di tengah kampung Wirobrajan. Waktu mengundang dan beliau jadi pembicara di acara Studio Pertunjukan Sastra Yogyakarta. Sosok mas Joko Pinurbo enak dan asyik dalam bergaul. Dia ringan tangan kalau diminta untuk ngisi acara atau pelatihan nulis," kata Hasyim.
Joko Pinurbo Jaga Harmoni Kehidupan dan Puisinya
Ia juga mengatakan, Jokpin merupakan penyair yang mempunyai pengalaman hidup yang sangat kaya. Namun, di balik itu mempunyai sisi yang juga berat, tapi Jokpin berhasil mengubahnya menjadi nada humor yang menyegarkan pembacanya.
"Dia bisa bercanda dengan nasibnya, sebab karyanya tidak begitu meledak-ledak tetapi menghanyutkan pembacanya. Isinya banyak kejutan dengan tikungan logika yang mengasyikkan," tuturnya.
Hasyim mengungkapkan kesannya selama mengenal Jokpin, yang merupakan sosok orang Jawa yang sangat lembut dan sabar. "Dan itu Jawa banget. Menjaga harmoni kehidupan juga harmoni dalam kata-kata dalam puisinya," kata Hasyim.
Keramahan Joko Pinurbo
Tak hanya Hasyim, Satmoko Budi Santoso, seorang penulis novel Kutukan Rahim dan Perempuan Bersampan Cadik itu juga melafalkan doa-doa yang disampaikannya untuk Joko Pinurbo atas kebaikan-kebaikan, meski dirinya tak sempat bertemu di masa-masa terakhirnya.
"Saya tidak sempat bertemu dengan Mas Jokpin sebelum berpulang dan juga belum menjenguk mendiang di rumah sakit. Tapi saya mengirimkan doa kepadanya," kata Satmoko kepada Tempo.
Menurut Satmoko, Jokpin punya tempat tersendiri di hatinya. Selain menjadi teman, ia juga mengatakan, Jokpin merupakan sosok yang ramah dan enak diajak berdiskusi tentang sebuah tulisan.
"Semasa beliau bekerja di penerbit kelompok Gramedia yang di Yogya, saya sering main ke kantornya. Di sela bekerja di depan komputer dia mau menemui dan berdiskusi dengan saya," kata Satmoko.
"Intinya orangnya hangat, enak. Karya karyanya saya suka karena nuansa humor cerdasnya. Yang berkesan bagi saya, Jokpin itu orangnya Yogya banget, banyak ketawa jadi asyik bicaranya," kata Satmoko.
Pilihan Editor: Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap