Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kecap untuk lini

Untuk mempopulerkan nathaliniwidhiasi alias lini diterbitkan buku berjudul: garis-garis lini oleh penerbit sanggar alam. berguna untuk dokumen. komentar dan pujian berlebih -lebihan. (sn)

22 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

USAHA untuk mempopulerkan adis kecil Lini (11 tahun) sebagai pelukis ajaib, sudah sampai pada tingkat penerbitan sebuah buku yang tebalnya 176 halaman. Dengan kertas HVS mantel karton, informasi dalam bahasa Indonesia dan Inggeris serta kata-kata pengantar dan sambutan dari drs. Primadi (ITB) dan Kusnadi, buku itu hampir penuh denan guntingan berbagai koran yang pada hakekatnya berisi rasa kaget dan takjub akan keajaiban yang rupanya membuat semua orang ikut latah untuk memuji - kendatipun barangkali belum pernah melihat "goresan-goresan Lini" yang tersohor itu. Buku itu bernama Garis-Garis Lini penerbit "Sanggar Alam". Pada mantel belakang, pelukis Danarto menuliskan: Nathaliniwidhiasi adalah Lini, Lini, Lini lini, lini... dan seterusnya. Kemudian sejumlah gambar-gambar Lini baik hitam putih dan berwarna dapat dijumpai di dalamnya, berikut beberapa foto kegiatan anak kecil ini waktu menyelenggarakan pameran dan waktu dikerumuni oleh banyak orang yang mengaguminya. Lebih dari segala itu adalah bahwa buku ini, penuh dengan komentar-komentar yang menjadikan setiap garis Lini begitu banyak bisa digali untuk diceritakan. Bukan saja goresan-goresannya, tetapi perasaan-perasaan anak itupun dicoba dibeberkan. Dengan kata lain, mungkin inilah buku yang paling lengkap dalam perpustakaan pribumi sampai saat ini, yang berusaha memperkenalkan seseorang yang masih hidup dan baru berusia 11 tahun lagi. Tidak Perlu Dongeny Kita tak meragukan lagi bahwa Lini memang lain dari anak-anak biasanya dalam soal melukis. Yang terasa agak berlebihan adalah kalau puji-pujian yang selama ini kita ucapkan tidak cukup, sehingga pantas untuk dijumlahkan dan digebrakkan dalam sebuah buku. Memperkenalkan goresan-goresan Lini, perkembangan flkiran dan perasaannya lewat lukisan-lukisannya adalah usaha yang tidak saja akan bernilai sebagai dokumen, tetapi juga baik untuk menambah jumlah buku-buku reproduksi lukisan pribumi yang sampai kini masih jarang dilakukan. Tetapi menambahkan pada halaman-halaman lainnya begitu banyak komentar, kesan, saran, dari beberapa orang yang memang penting atau tidak penting, rasanya kemudian membuat sedikit keadaan menjadi kacau dan tidak simpatik. Lini memang pantas dipelajari juga seluk-beluk kehidupan pribadinya untuk telaah yang lain. Untuk kepentingan senirupa rasanya cukup dengan mengumpulkan reproduksi-reproduksi gambarnya tanpa terlalu banyak kecap. Dan bagi Lini sendiri, yang masih akan terus tumbuh, entah berkembang, macet atau malahan ambyar -- belum diperlukan sebuah dongeng. Lini sebagai seorang pelukis paling banter hanya ingin agar karya-karyanya sampai ke hati orang lain. Dan untuk itu memang salurannya bisa sebuah buku reproduksi - di samping pameran - tetapi sebuah buku yang simpatik dan sederhana saja. Sehingga kecap-kecap tidak lebih menonjol dari gambar-gambar. PW

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus