DEWI Rengganis dan Dewi Widaningar adalah para jelita mancanegara. Rengganis dari Koparman (agaknya dari satu negeri Arab) dan Widaningar dari Cina. Mereka memperebutkan seorang pangeran Jawa. Masing-masing naik burung garuda, mereka - di samping seksi--memang sakti. Pertempuran jadi seru. Tapi tak ada yang kalah. Para kasmaran itu lalu berdamai, bersatu, dan sama-sama bersedia dinikahi sang pangeran. Begitulah kisah Beksan Putri Goiek Menak ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Gamelan yang ditabuh untuk mendukung pergelaran ini terdiri atas Kiai Madukesumo (pelog) dan Kiai Madumurti (slendro), dua dari belasan pusaka keraton, yang semuanya mendapatkan nama depan "kiai". Dan untuk mengeluarkan pusaka itu dari Gedong Gongso (ruang penyimpan pusaka) tak sembarangan. "Keduanya memang bukan pusaka utama, tetapi tetap keramat," tutur Kanjeng Raden Tumenggung Dipuro Danarto. Ia Wakil Ketua II Kerabat Seni Keraton dan pimpinan rombongan 70 orang ke Jakarta itu. Sebelum garnelan diangkut dengan truk ke Jakarta, lebih dahulu diselenggarakan sesajian, bakar kemenyan dan mengheningkan cipta. Puasa, minimal sehari, diwajibkan, terutama untuk Mas Bekel Mardowo. Ia mengawal gamelan itu selama keluar dari keraton. Ia juga harus menginap di Gedung Kesenian yang lain tidur di Hotel Sabang. Bagi anggota rombongan, menurut K.R.T. Dipuro, 2 tahun, sebelum berangkat boieh takpuasa. Kerepotan ini seperti pada 1971. Ketika kekerabatan seni dipimpin Gusti Puger (adik Sri Sultan yang sekarang Dirjen Kebudayaan) itu melawat tiga bulan ke Eropa Barat, Kiai Siratmadu dan Kiai Madukintir ikut dibawa. Pada 1973, Kiai Harjonegoro dan Kiai Haryomulyo juga diangkut bersama rombongan ke Hong Kong (10 hari) dan sebulan di Jepang. Persiapan penari yang ke Jakarta hanya dua minggu, dan serba mudah. "Karena latihan rutinnya sudah tahunan," kata K.R.T. Dipuro. Penyelenggaraan itu atas kerja sama pengelola Gedung Kesenian dengan Gala Budaya Yogya. Biayanya Rp 40 juta. Dan karcis dari Rp 15 ribu sampai Rp 50 ribu selembar terjual habis. M.C. & P.B.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini