KALAU aku nanti mati, jangan taruh kembang di kuburanku. Itu
kembang kan malah mubazir," kata Iskandar sambil tertawa kepada
isterinya. Waktu itu mereka sedang nonton TV. "Seminggu itu,
kami diberi ekstra sayang. Makan, keluar, bersama-sama. Nonton
TV sambil mesra-mesraan," kata Corry, isterinya dengan pilu.
Seminggu sebelum meninggal Iskandar memang tampak sibuk dan
gembira. Hari Senin 28 Agustus ia masih nongkrong di Musika
Studio sampai jam 21.00 menunggui proses mixing suara. untuk
rekaman Telerama yang ke-IX. "Di studio hari itu, ia memang
tidak seperti biasanya. Kelihatan gembira dan banyak ketawa,"
kata Isbandi, adik kandungnya.
Serangan Jantung
Tapi mungkin hanya Corry yang sempat memperhatikan bahwa sejak
seminggu yang terakhir itu, suaminya mulai sulit tidur. Ia baru
tidur sesudal subuh. Tanggal 29 Agustus pukul 3.15 dinihari,
ketika akan menyelesaikan lagu Alam Basa-Basi -- yang kemudian
menjadi lagunya yang terakhir -- ia mendadak jatuh pingsan.
Serangan jantung. Ia muntah sedikit. "Tapi ia sepeti agak sadar
ketika dibawa kerumah sakit," kata Corry.
6 orang dokter di Rumah Sakit Cikini berusaha merawatnya. Tapi
hanya sempat bertahan 3 hari. Tanggal 1 September pukul 12.30,
tepat ketika orang bersembahyang Jum'at di tengah hari puasa, ia
tidak dapat dipertahankan lagi. Musikus yang dianugerahi
berbagai tanda jasa itu (Satyalencana Peristiwa Aksi Militer
ke-I, Satyalencana Perang Kemerdekaan ke-II, Satyalencana
Gerakan Operasi Militer ke-II. Satyalencana Gerakan operasi
Militer ke-V), mengakhiri seluruh kegiatan untuk selama-lamanya.
Bermula ia hendak dikebumikan di Karet berdekatan dengan makam
puteranya yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas di
Bandung. Tapi kemudian atas desakan rekan-rekan almarhum,
tanggal 2 September jenazahnya diarak ke Makam Pahlawan Kalibata
dengan upacara ke militeran penuh.
Iskandar bin Mohammad Suwardi adalah putera ke-3 dari 7
bersaudara keluarga karyawan BPM Plaju. Sejak kecil ia pintar
cari uang. Ia mengikuti berbagai rombongan sandiwara, tetirah
sampai ke Singapura. Ia doyan baca. Pintar main piano, biola dan
akor deon. Di zaman Jepang ia bekerja sebagai tukang bubut di
Plaju, Sumatera Selatan. Kemudian jari kelingking, jari manis
dan jari tengahnya terbabat mesin bubut. Sehingga biolanya agak
ter ganggu.
Di zaman revolusi Iskandar ikut bergerilya sambil main musik.
Pangkat terakhir dalam militer adalah letnan I. Di zaman
pendudukan ia membentuk Orkes Bunga Rampai. Di awal ]950.
Almarhum orang pertama yang mewakili Indonesia di Festival Musik
di New York. Tahun 1951 ia mendirikan Orkes Studio Jakarta, yang
dipimpinnya sampai 1965. Lalu diangkat sebaga Kepala Bidang
Siaran Dalam Neger RRI Stasiun Jakarta. Almarhum juga Pimpinan
Yayasan Musik Indonesia. Di samping aktif terus-menerus dalan
Festival Penyanyi Populer, pemilihan Bintang Radio Remaja maupun
yan senior, belum lama ini ia ikut menjadi juri Seoul Song
Festival 78 di Korea di mana Rafika Duri dari Indonesia, ikut
kebagian hadiah.
Tahun 50-an, sebuah penerbit bernama Melodia menerbitkan buku
Collection of Iskandars Lightclassics - berisi 10 karya seriosa
Iskandar yang terbaik. Sampai sekarang tak kurang dari 58 buah
lagu yang sempat ditulisnya. Ini memang perlu dicatat, mengingat
kwalitas dan keragamannya. Secar Iengkap judllI karya-karyanya
adalah:
Air mata Memuja Dewi.
Alunan Laguku Malam Bulan dan Bintang
Aku Terpesona Malam Syahdu
Api Kasihku Nun Dia Dimana
Bung Di Mana Menanti Belaian
Bandar Jakarta Di Kala
Senja Permata Ngarai
Bintang Sepi Tangis
Merintih Persembahanku
Bimbang Percayalah
Bintangku Pandangan yang Berkesan
Berdikari Rindu Kasih
Dahaga Seruan kasih
Dewi Angraeni Sewindu
Doa dan Lagu Senandung Rindu
Gelisah Sepekan di Tanjung Pinang
Hampa Mengapa Taman Tak Bernama
Harapanku Cahaya Harapan
Hasratku Tak Mungkin Melayu
Irama Desa Tembang Bahagia
Ikal Mayang Terpaut Padamu Jua
Yo Ayo Terbang Di Penantian
Kisah Maar di Malam
Hari Taqwa dan Berbakti
Karam Mars Angkasawan
Kasih di Ambang Pintu Kampung Halaman
Kisah Semalam Disisimu Kuingin Selalu
Lembah Ngarai Bingkisan Ulang Tahun
Lagu Pujaan Mutiara Dari Selatan
Menjelang Kasih Gita Jaya
Murai Kasih Alam Basa-Basi
Kalau ada di antara lagu-lagu tersebut yang anda hafal atau
punya sesuatu kenangan penting dalam hidup anda, tahulah anda
bahwa pengarangnya sudah pergi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini