Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Sainan Sagiman Setelah Asnawi

Jabatan Gubernur Sumatera Selatan diserahterimakan dari H. Asnawi Mangku Alam kepada H. Sainan Sagiman. Asnawi telah berbuat hanya untuk Sum-sel. Sainan akan membenahi angkutan sungai. (dh)

16 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH melampaui dua kali masa jabatan, akhirnya H. Asnawi Mangku Alam menyerahkan jabatan sebagai Gubernur Sumatera Selatan kepada H. Sainan Sagiman 12 September tadi. Adapun mengenai Asnawi Mangku Alam sendiri dikabarkan akan segera menduduki jabatannya yang baru di Jakarta. Tapi sebagai gubernur, berhasilkah dia membangun Sumatera Selatan selama lebih dari 10 tahun? Asnawi sendiri ternyata menunjuk dirinya sebagai orang yang paling tidak puas terhadap kerjanya membangun daerah ini. "Masih banyak yang harus dilakukan di daerah ini," ucapnya suatu kali kepada TEMPO. Ia menyebut misalnya upayanya untuk membangun mental masyarakat daerah ini. Hal ini, kata bekas gubernur itu, penting tapi juga paling sulit. Sebab apa pun juga yang kita lakukan, misalnya membangun saran pisik, akan tak banyak artinya jika tak disertai sikap mental sewajarnya dari masyarakat. Sikap demikian dimaksudkannya adalah rasa turut bertanggungjawab dari para warga daerah atas segala pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Asnawi mengambil contoh pembuatan SD Inpres di beberapa desa. Katanya, karena rasa tanggungjawab dari warga desa yang masih kurang, maka mereka acuh saja terhadap (misalnya) pemeliharaannya. "Hampir dalam tiap pidato saya ke pedalaman-pedalaman saya kemukakan soal ini," tuturnya, "bahwa sikap demikian tak akan menolong mereka sendiri." Menurut Asnawi pembangunan untuk bersikap wajar inilah yang tampaknya menjadi beban berat bagi penggantinya kelak. Masyarakat, katanya mengambil contoh lain, akan mengeluh karena jalan yang dibuat untuk mereka telah rusak dalam waktu relatif singkat tanpa mereka sadari bahwa warga masyarakat sendiri telah turut mempercepat proses kerusakannya. "Kesadaran tentang hal ini lambat merata di daerah ini," katanya pula. Angkutan Sunai Namun demikian, sampai saat ini Asnawi masih tetap dianggap sebagai gubernur yang paling banyak berbuat untuk daerah ini. Setidak-tidaknya dalam hal pembangunan secara fisik. Masalah terberat yang ia hadapi di awal masa jabatannya adalah kerusakan hampir seluruh dari 6.000 km jalan yang tersebar di daerah ini. Akibatnya daerah-daerah produksi utama terkurung karena tak ada alat transportasi. Bahkan beberapa minggu setelah pelantikannya yang pertama kali, Asnawi harus mengatasi kelaparan yang terjadi di Prabumulih, Musi Banyuasin, Lahat dan beberapa wilayah lainnya. Dalam waktu singkat kelaparan ini berhasil diatasinya. Oleh karena itu jika selama masa jabatannya hampir 5.000 km jalan di daerah ini telah dapat dilalui kendaraan bermotor, agaknya bidang inilah yang paling menonjol sebagai kerja Asnawi selama menjadi gubernur. Selain itu adalah menganeka-ragamkan perkebunan rakyat sehingga penduduk daerah ini tak hanya tergantung pada satu jenis tanaman saja. Sebelum Pelita, Sumatera Selatan dikenal sebagai penghasil utama karet. Tapi hingga saat ini, kopi, lada, cengkeh dan kelapa sawit serta buah-buahan termasuk di antara tanaman rakyat yang telah meluas di propinsi ini. Selain sikap mental seperti yang disebutkan Asnawi tadi, bukan berarti tak banyak kerja yang menunggu Gubernur Sainan Sagiman. Satu hal yang segera menarik perhatian bekas Koordinator Pertamina Wilayah II (Plaju) ini adalah peranan angkutan sungai. "Selain sarana darat," katanya kepada TEMPO di Palembang, "saya melihat peranan angkutan sungai tak kalah pentingnya bagi kelancaran hubunan di daerah ini." Ia mengingatkan sebutan "Batanghari Sembilan" untuk daerah ini, "berarti ada 9 sungai penting yang dapat dimanfaatkan untuk lalu-lintas." Dengan kata lain, Sainan akan membenahi sungai-sungai itu untuk sarana perhubungan. Sebagai orang yang pernah membawahi Palembang Rice Estate (milik Pertamina), Sainan Sagiman melihat bahwa beras dapat menjadi hasil penting bagi propinsi ini. "Jika sawah pasang surut dan sawah-sawall sudah beririgasi, ditambah dengan Palembang Rice Estate sudah berproduksi dengan baik, Sumatera Selatan akan menjadi lumbung beras," begitu janjinya. Di luar kepala ia menyebut seluruh areal dari masingmasing jenis pertanian dan perkebunan yang ada di daerah ini ia rupanya menaruh minat besar dalam bidang ini sehingga dengan cepat telah menghafalnya. Sainan, lahir di Plaju 5 tahun lalu, adalah pensiunan Brigjen Al. Berputera 8 orang, setiap pagi ia melakukan gerak jalan. "Saya hanya main golf untuk pergaulan," ungkapnya tentang olahraga ini. Ia juga dikenal sebagai muslim yang taat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus