Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Jawilan Haji Djunaidi

Rencana pengerukan pelabuhan di wilayah IV meliputi Tanjung Perak, Gresik, Panarukan & dermaga rakyat kali mas, Surabaya.(dh)

16 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA hari sebelum menyerahkan jabatannya sebagai Dirjen Perhubungan Laut, Laksamana Madya Haryono Nimpuno masih sempat ke Surabaya untuk -- antara lain -- meresmikan tahap II perumahan buruh pelabuhan Tanjung Perak. Ketika hendak pulang, tiba-tiba ia dijawil oleh H. Djunaidi Karim, seorang juragan kapal layar. Bukan untuk memberikan kenang-kenangan, tapi pelaut asal Sulawesi itu berniat mengajak Dirjen melihat dermaga kapal layar di Kali Mas yang memprihatinkan. "Lho kenapa mesti saya Di sini kan ada Adpel," ujar Haryono kepada Djunaidi. Bagi Djunaidi sendiri, permintaallnya kepada Dirjen itu sudah lama dicita-citakan sebagai usaha terakhir untuk menyalurkan keluhan rekan-rekannya. Sudah bertahun-tahun dan berpuluh surat dia kirimkan ke berbagai alamat tapi seperti dikatakan Djunaidi, belum ada pejabat yang menanggapi. Haryono, tampaknya tidak mau mengecewakan Djunaidi. Maka saat itu pula dipanggilnya Kanwil Perhubungan Laut IV Kapt. Bambang Wahyudiono untuk mendengarkan permintaan Djunaidi. "Hanya satu saja permintaan kami. Supaya Kali Mas dikeruk," ungkap Djunaidi kepada TEMPO. "Kalau jalan raya di darat diperbaiki terus, kenapa jalan kami tidak," tambahnya. Sebagai jalan raya bagi kapal-kapal layar, Kali Mas memang cukup sibuk. Lebih 2.000 perahu layar menggunahan Kali Mas ini setiap tahunnya," ujar Adpel Tanjung Perak yang baru drs. Sugianto. Volume barang yang diangkutnya mencapai 77.000 ton dalam waktu yang sama. Keadaan dermaganya sendiri, seperti dikatakan Sugianto, terbaik di seluruh Indonesia (untuk kelas pelayaran rakyat) dengan panjang seluruhnya 2 900 meter. Tapi tidak semuanya untuk pelayaran rakyat. Di bagian paling hilir disediakan bagi kapal ferry jurusan Madura, di bagian tengah untuk kapal antar pulau dan duapertiga di bagian paling hulu dijatahkan untuk pelayaran rakyat. Masuk Daftar Tapi separo dari jamu itu tidak digunakan lantaran sangat dangkal. "Kalau lagi surut kapal kami bisa nggoling," ujar seorang juragan dengan bahasa khas Surabaya. Maklumlah kedalaman Kali Mas di bagian ini hanya 1,5 meter sehingga benar-benar pernah terjadi beberapa kapal terbalik sewaktu air surut. Bambang Wahyudiono, yang juga baru 4 bulan menjabat Kanwil Hubla IV, akhirnya memang memutuskan untuk mengeruk dermaga rakyat itu. Kebetulan tahun ini ada anggaran Rp 960 juta untuk pengerukan pelabuhan di wilayah IV. Maka Kali Mas pun dimasukkan dalam daftar pelabuhan yang dikeruk, di samping Tanjung Perak sendiri, Gresik dan Panarukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus