Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Agus Sugianto dipasung dua kali di Tulungagung tujuh tahun lalu. Kaki dan tangannya dirantai. Dia marah kepada orang tuanya dan dunia. "Saya dianggap seperti bukan manusia. Tak pernah ditanya dan diajak bicara. Hati ini nyilu, seperti diiris-iris sembilu dan ditaburi tetesan air jeruk," kata lelaki berkulit hitam manis dan berkacamata itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo