Di Los Angeles ataupun New York, bentuk tubuhnya sekilas tak akan terlihat istimewa. Dengan tinggi 165 sentimeter dan berat badan 49 kilogram, Eko Supriyanto seolah tenggelam di antara ribuan pesaingnya yang ke mana-mana membawa perangkat gimnastik dan gemar memperlihatkan otot-ototnya. Lelaki Jawa kelahiran Astambul, Kalimantan Selatan, 32 tahun silam itu memang memiliki sebuah "kekuatan" yang berbeda. Selain "kekuatan improvisasi punggung", seperti yang diutarakan maestro tari Peter Sellars, diva dunia Madonna juga menyadari kekuatan tangan Eko. Itulah sebabnya, selain menjadi penari latar dalam konser dunia Madonna Electronica: Drowned World, Eko sering diminta memijit penyanyi akbar itu. Ini memang sebuah fase hidup yang mungkin layak dikenang dalam perjalanan karir Eko Supriyanto sebagai seorang penari.
Penari jawa gaya Solo lulusan STSI ini tidak pernah bercita-cita untuk berkecimpung dengan dunia selebriti pop seperti Madonna. Kesempatan langka itu diperolehnya tatkala Eko membantu pentas tari seorang temannya di UCLA, California, AS, tempat ia menempuh S2 dalam bidang tari. Seorang agen artis datang kepadanya karena membutuhkan penari dari Jepang. Ia mengira Eko berasal dari Jepang karena di brosur tertulis Eko sebagai Javanese dancer. Dikiranya, Javanese sama dengan Japanese dancer. Meski "salah sambung", toh Eko tetap nekat ikut audisi.
Hasilnya menakjubkan, ia lolos di antara ribuan pesaing. Di sini, Madonna langsung berurusan dengan para calon penari latarnya. Dari Los Angeles tersaring empat orang penari, dan dari New York enam orang penari. Namun, ada soal bentrok waktu. Madonna menginginkan mereka latihan penuh, sementara Eko sudah telanjur mempunyai beberapa komitmen. Akhirnya Madonna mengalah. Demi mendapatkan sang Punggung Melengkung itu, Eko boleh mengikuti latihan setelah komitmennya beres dengan pihak-pihak yang lain. Selebihnya adalah sejarah. Mereka semua digodok di Sony Studio di Los Angeles.
Apa bedanya latihan tari di Indonesia dengan konser Madonna? Disiplin! Begitu masuk ruang latihan, pertama Eko merasa minder. Maklum, rekan-rekannya semua berbadan tinggi-besar. Bahkan ada bekas pemenang Miss Olympia 1994. Tubuh Eko jadi terlihat begitu "mungil" di antara mereka. Apalagi para penari itu sudah memiliki jam terbang tinggi di dunia hiburan dan pernah terlibat konser-konser dunia pemusik lain. Yang paling mengagetkan, begitu profesionalnya mereka sehingga ke mana saja membawa alat-alat fitness. Di waktu senggang, mereka mengencangkan perut, memperkuat otot-otot lengan. Madonna mewajibkan mereka rajin berlatih gimnastik dan renang paling tidak dua jam sehari.
Maka, Eko pun ikut menjadi berdisiplin dengan berlatih push up dan sit up hingga otot-ototnya kini terlihat mlenthung tanpa lemak (demikian komentar teman-temannya di Solo). Latihan dimulai pukul delapan pagi dan selesai pukul sepuluh malam selama dua bulan, dari Senin sampai Sabtu. Istirahat hanya diberikan saat makan siang. Eko tampil nonstop dalam 24 lagu selama pertunjukan. Konser Madonna kali ini terdiri dari lima episode: Punk Rock, Geisha, White Trash, Spanish Section, dan Music Holiday. Eko menjadi "Bird Man", penari utama di Geisha, yang harus meloncat dan menyajikan adegan "melayang".
Maka, mulailah Eko dalam perjalanan tur konser mengelilingi 17 kota AS dan Eropa selama enam bulan. Inilah tur paling akbar, canggih, dari karir kepenyanyian Madonna hingga diperlukan dua pesawat Jumbo Jet 740 untuk khusus membawa peralatan panggungnya dan para penari serta kru. Yang paling mengesankan bagi Eko adalah pementasan pertama di Barcelona. "Saya benar-benar sadar bahwa sedang menari dengan Madonna," tuturnya kepada TEMPO. Puluhan ribu penonton ikut menyanyi, menjerit, menangis. Suasana begitu histeris. Setiap selesai pentas selalu disusul pesta-pesta. Yang paling meriah adalah saat pentas di Florida karena hari itu jatuh pada hari ulang tahun Madonna. Mereka merayakannya secara besar-besaran di rumah Madonna di Florida dengan tamu-tamu selebriti Hollywood seperti Demi Moore, Ricky Martin, Britney Spears. "Madonna memperkenalkan mereka semua kepada saya," tutur Eko. Ketika pertunjukan diselenggarakan di London, Madonna mengadakan makan malam yang dihadiri oleh Elton John dan Mick Jagger. Eko merasa tak percaya menemui mereka semua.
Bagi Eko, meski ia tahu tubuhnya kecil dibanding para penari Amerika dan Eropa, stamina penari Jawa luar biasa. Ia merasa beruntung, selama digembleng eyang kakung-nya—seorang bekas penari Sriwedari—ia belajar tari dan silat Budaya Indonesia Mataram. "Orang-orang Indonesia ini malah lebih 'kuat-kuat'," katanya tergelak sambil jemarinya membuat tanda petik ketika mengucapkan kata kuat. Karena "kuat" itulah, agaknya, Madonna sering meminta Eko memijitnya.
Prestasi lain Eko di Amerika kini adalah proyeknya bersama sutradara teater terkemuka, Julie Taymor. Taymor—seorang sutradara yang pernah mempelajari topeng dari tari Bali dan Jawa di Indonesia—telah meminta Eko menangani opera spektakuler Lion King garapan Julie Taymor. Opera ini kini sukses besar di Broadway-AS, Eropa, dan Jepang. Karena itu, corak topeng dan kostum Lion King itu bernuansa Nusantara. Sarung para aktornya, misalnya, terdiri dari wiron (lipatan) di tengah seperti umumnya gaya Bali dan Jawa. Ia meminta Eko menjadi konsultan gerak Simba, Nala, Mufasa—para tokoh utama singa dalam cerita itu.
Taymor ingin agar karakter singa-singa itu seperti binatang yang merupakan representasi manusia. "Bagaimana mereka bisa bergerak dengan watak kayak Anoman itu lo," demikian tutur Julie Taymor, seperti diutarakan Eko. Juga bagaimana topeng bisa hidup seperti ekspresi pemain topeng kelana. Itulah sebabnya, akhir bulan ini Eko sudah siap terbang ke AS untuk proyek akbar ini. Setelah itu, ia juga terlibat kolaborasi Jazz Tap Ensemble di bawah sutradara Lynn Dally. Tapi, untuk tahun ini, Eko tetap punya satu cita-cita dan prioritas: ia ingin mengajar di almamaternya, STSI Solo. Setelah mampir di dunia Madonna dan Julie Taymor, lelaki dengan punggung yang luar biasa itu tampaknya mencari ke-teduhan, di kota kecil bernama Solo.
Seno Joko Suyono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini