Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Alam Taslim menggelar pameran tunggal berjudul Alam Bawah Sadar di Pollen Gallery Bandung sejak 24 Februari hingga 3 Maret 2024. Pekerja kreatif berusia 44 tahun itu menampilkan karya-karya gambar terbarunya lewat berbagai media. “Semua hal yang nggak bisa aku ucapkan dibuat lewat gambar,” kata Alam saat pembukaan pameran, Sabtu 24 Februari 2024.
Pameran dari Cerita Sepanjang Hayat
Pada pamerannya kali ini dia lebih mengangkat tema atau cerita pribadi sepanjang hayatnya. Namun begitu, kisahnya tidak disampaikan segamblang sosok aneka figur yang digambarnya seperti kambing, bangsawan Jawa, Rhoma Irama, atau Marylin Monroe. “Karena aku ilustrator jadi ceritanya lewat gambar,” ujar Alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada karya berjudul 'Perhatikan Langkahmu', dia menggambar kaki kiri yang berbalut tekstur mi pada tujuh lembar kain kanvas yang digantung menempel ke tembok. Berlatar warna biru tua, kaki-kaki itu memakai bermacam alas seperti sandal jepit, sandal dan sepatu gunung, kets, serta boot. Karya ilustrasi itu dicetak secara digital di atas kain kanvas yang tiap helainya berukuran 200 x 50 sentimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian karya Cermin Waktu buatan Alam Taslim. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Sementara di karya 'Cermin Waktu', lulusan Desain Produk Industri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya 2005 itu membaginya menjadi tiga bagian. Setiap kelompoknya memuat tiga karya berbingkai kaca dengan ukuran masing-masing 21 x 27,5 sentimeter persegi atau agak lebih panjang dari buku tulis anak Sekolah Dasar. Setiap kelompok karya yang ditempatkan pada panel cermin berukuran 100 x 50 sentimeter itu, mewakili tiga fase kehidupan senimannya yaitu Family: masa anak-anak, Self Exploration: masa remaja, dan Society: masa dewasa.
Pameran Digelar di Lantai
Karya “Cermin Waktu” itu tidak dipajang di dinding seperti lazimnya bingkai kaca dipasang, melainkan digelar di lantai. Karena itu pengunjung harus berjongkok untuk melihat karyanya. Alam sengaja menyajikannya seperti itu sebagai permadani yang mengantar pengunjung untuk melihat karya “Untuk Masa Lalu Yang Lebih Indah”. Judul yang sama sebelumnya dipakai saat berpameran di Surabaya pada 2023.
Pada karya berukuran 60 x 86 sentimeter itu menurut kurator pameran Maradita Sutantio, menggunakan paduan teknik melukis pada kaca dan kertas. Sementara “Cermin Waktu”, dibuat lebih kompleks yang berkolaborasi dengan Dogdays Photo Lab. Tekniknya memadukan cyanotype pada kaca dan kertas cetakan digital.