Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Horor Pembunuhan Berantai

Longlegs mengisahkan rentetan pembunuhan beberapa keluarga. Bukti bahwa film horor jadul lebih mencekam dibanding horor modern.

21 Juli 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Film Longlegs. neonrated.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Film horor bertema pembunuhan berantai berjudul Longlegs tayang di bioskop pekan ini.

  • Penampilan Nicolas Cage sebagai antagonis di Longlegs menuai pujian. 

  • Nuansa horor jadul yang mencekam menjadi senjata film Longlegs. 

Pria paruh baya itu tampak kusut dengan rambut pirang putihnya yang acak-acakan. Setelah kamera menyorot wajahnya lebih dekat, wajah pria ini tampak menyeramkan. Pipi dan dagunya sungguh aneh, lebih mirip orang yang apes gagal operasi plastik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sorot mata dan senyuman pria bernama Dale Cobble ini sungguh intimidatif. Dale adalah sosok antagonis dalam film horor sadis teranyar berjudul Longlegs yang baru dirilis di bioskop Indonesia pada Rabu, 17 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih mengagetkan lagi, Dale Cobble diperankan oleh aktor kawakan Nicolas Cage. Butuh waktu beberapa detik untuk menyamakan wajah Cage dengan Dale Cobble alias Longlegs. Sebab, memang sulit menemukan kesamaan garis wajah Cage dengan Longlegs.

Walhasil, dari segi tampilan, inilah karakter paling aneh yang pernah diperankan oleh Cage. Maklum, Cage sudah kondang dikenal sebagai aktor dengan banyak skin alias penampilan.

Berdandan gondrong lengkap dengan kumis dan jenggot sudah sering dilakukan Cage, seperti penampilannya dalam Con Air (1997), The Sorcerer's Apprentice (2010), dan The Retirement Plan (2023). Cage juga pernah berpenampilan botak dengan kumis dan jenggot dalam film fenomenal Dream Scenario (2023).

Bahkan lawan main Cage dalam film Longlegs, Maika Monroe, sempat ketakutan parah saat melihat sosok Dale Cobble untuk pertama kali. Dalam sebuah video pendek disebutkan bahwa detak jantung Maika awalnya berada di angka 76 bpm. Nah, setelah masuk ke lokasi syuting dan berhadapan dengan Cage yang sudah berubah menjadi Longlegs, detak jantung Maika ngebut di angka 170 bpm.

"Itulah momen mendalam yang tak pernah bisa kulupakan," kata aktris berusia 31 tahun tersebut.

Entah betulan atau sekadar gimmick promosi film, video Maika itu sempat viral di media sosial. Video tersebut sukses membuat para penikmat film horor, terlebih fan Nicolas Cage, penasaran menonton film Longlegs.

Film Longlegs. neonrated.com

Film Longlegs bercerita tentang rentetan pembunuhan yang merenggut nyawa beberapa keluarga pada 1990-an. Biro Investigasi Federal atau FBI dikerahkan untuk membongkar kasus misterius tersebut. Agen Lee Harker masuk ke dalam tim tersebut.

Lee Harker yang punya indra keenam merangkai kasus pembunuhan keji itu hingga mengerucut pada sekte penyembah setan. Adapun Dale Cobble menjadi muara dari serangkaian kegilaan ini.

Sutradara Longlegs, Osgood Perkins, memang sengaja ingin membuat Dale alias Longlegs sebagai karakter penjahat dengan penampilan yang mengganggu. Akhirnya Perkins ingin Longlegs punya penampilan seperti orang yang hancur kehidupannya.

"Dalam naskah, ia disebut sebagai seseorang yang telah hancur, hancur segalanya. Seperti orang yang gagal operasi plastik," ujar sutradara berusia 50 tahun itu dikutip dari The Hollywood Reporter.

Perkins memberikan pujian kepada Cage yang sejak awal terlibat dalam pembahasan karakter di film Longlegs. Dikatakan Perkins, sejak awal Cage tidak keberatan mengubur dalam-dalam dirinya untuk membentuk karakter Longlegs.

Ya, Cage memang sukses menjadi inti seram dalam film berdurasi 101 menit itu. Sebenarnya, porsi tampil Cage di Longlegs tidaklah banyak. Meski hanya dapat porsi kecil, nyatanya akting Cage terlalu menyala. Bahkan bayang-bayang sosok Longlegs masih terbawa ketika Anda keluar dari studio bioskop.

Bukan cuma Nicolas Cage, kualitas peran Maika Monroe sebagai agen Lee Harker layak diacungi dua jempol. Maika sukses memerankan seseorang yang linglung dan memendam rahasia besar. Ia mampu menampilkan keruwetan pikiran hanya lewat sorot mata.

Film Longlegs. neonrated.com

Sebagai tokoh protagonis utama, Maika tentu mendapat menit penampilan terbanyak. Bahkan bisa dibilang, di sepanjang film, isinya cuma Maika alias agen Lee. Celakanya lagi, di mayoritas adegan, Maika selalu sendiri. Bisa dibayangkan, penonton seperti dijebak di dalam ruang isolasi bersama Lee Harker dan segudang misteri yang tersemat di pundaknya.

Meski bertema pembunuhan berantai, sejatinya Longlegs punya nuansa gaib yang lebih kuat. Singkat kata, film ini lebih layak disebut horor supranatural. Longlegs juga memiliki penceritaan yang berjalan lambat. Meski begitu, tak ada kesempatan bagi Anda untuk mengantuk karena gambar dan cerita yang disuguhkan di sepanjang film teramat mengganggu dan membuat penonton tidak nyaman.

Osgood Perkins menjadi otak dari kengerian Longlegs. Osgood adalah putra aktor senior Anthony Perkins, sang bintang film fenomenal berjudul Psycho yang dirilis pada 1960. Anthony berperan sebagai Norman Bates, sang pembunuh berantai.

Film Psycho mendapat respons positif dari penonton dan berbagai lembaga penilaian film. Bahkan hingga kini Psycho masih dianggap sebagai salah satu film horor psikopat terbaik.

Osgood mengaku film Psycho dan ayahnya sebagai salah satu inspirasi dalam membuat film horor. Lewat film itu, Osgood belajar betul tentang bagaimana kengerian tidak melulu soal hantu dan jumpscare.

Menurut Osgood, film horor dengan tokoh manusia jauh lebih menyeramkan karena kejahatan manusia lebih nyata ketimbang hantu. Belum lagi karakter manusia yang aneh dan pendiam bakal terasa lebih menakutkan. Tak hanya itu, Osgood menggunakan vintage tone hingga filter merah untuk tampilan Longlegs hingga menyerupai film horor era 1950-1960-an.

Bagi Osgood, film horor nan sederhana ini jauh lebih mencekam ketimbang film horor kontemporer yang lebih berwarna, ramai, dan megah. "Bukan berarti saya menganggap film horor kontemporer itu jelek. Namun saya lebih suka horor klasik yang mengajak kita menemukan dan menebak banyak hal," kata sutradara film Gretel & Hansel (2020) dan I Am The Pretty Thing That Lives in The House (2016) itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus