Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUST LOVE DOGS Sutradara: Gary David Goldberg Skenario: Gary David Goldberg, Berdasarkan novel Claire Cook Pemain: Diane Lane, John Cusack, Dermot Mulroney, Christopher Plummer, dan Stockard Channing
Mungkin saja John Cusack jauh lebih beruntung daripada, katakanlah, Brad Pitt atau George Clooney. Kedua nama belakangan itu dikenal sebagai hunkie—lelaki ganteng dan seksi Hollywood sehingga kita sering tak tahu apakah mereka dipuji karena memang mereka menyajikan penampilan yang luar biasa atau karena Tuhan memberikan anugerah wajah itu.
John Cusack lebih ”beruntung” karena, meski dia cukup enak dipandang, pujian penonton akan terasa lebih tulus. Dia tampil wajar dan penuh vitalitas dalam komedi Woody Allen, Bullets over Broadway, atau Pushing Tin atau drama komedi High Fidelity atau film thriller Identity. Dengan John Cusack, kita merasa memiliki jaminan bahwa dia akan mengajak pada sebuah seni peran yang serius, yang dijalaninya dengan hatinya; bukan sebagai sesuatu yang harus dilakoninya karena dia merasa harus mempertahankan nama, popularitas, atau uang. Cusack menjadikan dunia seni peran sebagai aliran darah dalam tubuhnya.
Dalam Must Love Dogs, John Cusack berperan sebagai Jake Anderson, seorang pembuat perahu kayu yang baru saja ditinggal istrinya dan tak berminat untuk berkencan lagi. Nun di ujung sana, Sarah Nolan (Diane Lane), seorang guru prasekolah, juga baru saja berduka karena ditinggal suaminya yang ”berhenti mencintai saya, begitu saja...,” katanya kepada Jake ketika mereka berkenalan di sebuah taman sembari membawa anjing piaraan.
Sejak awal, seperti ”hukum” drama komedi romantis lainnya, kita sudah tahu Sarah yang cantik itu akan berakhir di pelukan Jake. Sosok Jake bukan hanya seorang lelaki yang baik, tetapi juga begitu antusias dan ekspresif sehingga dia merepet tentang kegairahan pada hidup yang membuat kita percaya selalu ada cinta setelah ”kematian cinta”. Sulit untuk tidak berpihak pada Jake; meski seorang tokoh duda ganteng lainnya, Bob Connor (Dermot Mulroney), diperkenalkan belakangan sebagai ”pesaing” lainnya yang juga cocok disandingkan dengan Sarah.
Drama komedi ini tidak lengkap jika tidak dibumbui dengan subplot yang menggelegak. Sang ayah, Bill Nolan (Christopher Plummer), yang sudah berusia 71 tahun, juga seorang duda yang sedang mencari jodoh melalui internet (dan dia mendapatkan tiga perempuan sekaligus yang bersedia berkencan dengannya), yang salah satunya adalah Dolly (Stockard Channing). Kakak-adik Sarah terus menerus mencampuri kesendirian Sarah dan sibuk menjodohkan dia dengan berbagai lelaki.
Pendeknya, keluarga dalam film ini malah mengingatkan kita pada keluarga-keluarga Indonesia yang tak pernah bisa memberikan privacy atau ruang pribadi dalam hidup anak-anaknya.
Meski peran utama film ini adalah Diane Lane, yang kemudian tampil sebagai bintang adalah John Cusack, lengkap dengan idenya sendiri menambahkan dialog-dialog yang panjang, riuh rendah dalam satu tarikan napas yang memberi kesan kegairahannya berbicara.
Film ini juga beberapa kali menyindir bagaimana seorang lelaki—bahkan yang setua Bill yang berusia 71 tahun—dengan mudahnya bisa mencari pasangan yang usianya sepadan anaknya sendiri; sementara perempuan selalu mempunyai ”problem” batas usia biologis.
Jika dialog tokoh Jake Anderson sangat hidup dan memberikan napas pada sebuah sosok unik—yang bertahan membuat perahu kayu yang susah laku—maka tokoh Sarah Nolan masih harus dikocok dan diremas kembali dalam skenario agar dia bisa mengimbangi karakter Jake. Dalam sebuah komedi romantis, karakterisasi dan dialog menjadi hidangan utama. Tampaknya hidangan utama itu akhirnya terfokus pada karakter Jake Anderson.
Sekali lagi, untung saja John Cusack tidak masuk dalam daftar lelaki seksi Hollywood seperti Brad Pitt cs. Dengan demikian, pujian pada dia bisa dilihat sebagai sebuah pujian yang memang layak diterimanya sebagai seorang aktor serius.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo