Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Tafsir Medea oleh Seoul Factory for The Performing Arts

Seoul Factory for the Performing Arts mementaskan Medea di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Tanpa kebengisan.

20 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Pentas berjudul Medea and Its Double oleh Seoul Factory for The Performing Arts, dalam gelaran Djakarta International Teater Platform, di Jakarta, 15 Agustus 2023. Facebook Dewan Kesenian Jakarta
Perbesar
Pentas berjudul Medea and Its Double oleh Seoul Factory for The Performing Arts, dalam gelaran Djakarta International Teater Platform, di Jakarta, 15 Agustus 2023. Facebook Dewan Kesenian Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGAN Medea mengangkat tubuh kedua bayinya tepat di depan dada. Ia membunuh mereka. Keputusan mengerikan itu ia ambil setelah ditinggalkan suaminya, Jason. Ia terhina. Ia merasa tersiksa di negeri orang. Ia merasa terbuang. Medea sebelumnya lari dari negerinya, Colchis, mengikuti Jason, pahlawan Yunani. Ia kasmaran dengan Jason. Ia rela membantu Jason mencuri Bulu Emas milik ayahnya, Raja Aetes. Ia kemudian bersama Jason tinggal di Korintus dan melahirkan dua putra. Tapi Jason kemudian mengkhianatinya. Jason (dengan motivasi politik) mengawini Glace, putri Creon, penguasa Korintus. Creon pun berupaya mengusir Medea dari Korintus. Medea merasa tersakiti. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Pembalasan Dendam Medea"

Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus