Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI layar hitam sembilan sosok wayang orang berjejer diam. Di antara mereka ada kelompok punakawan (Petruk, Bagong, Gareng), ada juga Arjuna, Krisna, Hanoman, Sinta, Srikandi, dan Pergiwati. Mereka diam di kegelapan layar dengan iringan gesekan rebab yang nglangut. Tapi, dalam hitungan detik, satu per satu sosok itu menguap menjadi partikel-partikel kecil mulai tubuh bagian atas seperti adegan film fiksi ilmiah. Sesaat kemudian sosok tadi muncul kembali, tapi hanya tersisa tiga. Ketiganya digambarkan bergerak, toh akhirnya nasib mereka sama saja: menguap.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo