Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - - Film The Last of Us tengah menjadi perbincangan warganet di media sosial. Setelah ramai dengan kemunculan aktris senior Indonesia, Christine Hakim, film adaptasi video game Naughty Dog ini juga memperkenalkan jamur Cordyceps yang disebut sebagai penyebab manusia menjadi zombie. Lantas, sebenarnya apa itu jamur Cordyceps?
Apa itu Jamur Cordyceps?
Dikutip dari laman WebMD, Cordyceps adalah sebuah jamur yang sejak lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional Cina. Nama ‘Cordyceps’ berasal dari bahasa Latin yakni ‘kordyle’ artinya kepala dan ‘ceps’ berarti klub. Jamur ini menginfeksi inangnya, yakni ulat. Dengan cara tumbuh di kepala kemudian membunuhnya. Hal inilah yang menjadi inspirasi penyebab wabah zombie pada serial The Last of Us.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamur Cordyceps tumbuh dan berkembang biak pada tubuh inangnya dengan melewati tiga fase. Tahap pertama disebut ascospores, di mana larva dilepaskan di udara sampai hinggap di badan korbannya. Beberapa kasus, infeksi juga dapat melalui saluran pencernaan. Selanjutnya pada fase parasitisme, jamur ini mulai mengambil makanan dari usus inang. Terakhir, sel-sel Cordyceps menyebar dan memakan seluruh organ ulat hingga meninggalkan kerangka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Christine Hakim berperan sebagai Ratna Pertiwi di serial The Last of Us yang tayang di HBO.
Ciri-ciri Jamur Cordyceps
Dalam sebuah jurnal ilmiah berjudul Studi Identifikasi Morfologis dan Mikroskopis dari Cordyceps serta Tiruannya, dijelaskan bahwa Cordyceps merupakan nama sebuah genus bukan individu. Sehingga terdapat sekitar 700 spesies dengan karakteristik berbeda-beda. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, jamur yang biasa dipakai dari jenis C. sinensis, C. gunnii, C. barnesii, C. gracilis, C. mangshanensis, dan C. militeris.
Adapun untuk ciri-ciri jamur Cordyceps sinensis atau juga dikenal dengan nama Viagra Himalaya, DongChongXiaCao, dan Yartsa Gunbu, diantaranya:
- Tubuh larva menyerupai ulat sutera.
- Panjang tubuh berkisar antara 3-5 cm.
- Diameter badan 3-8 mm.
- Berwarna kuning tua sampai coklat kekuningan.
- Memiliki 8 pasang kaki di perut.
Harga Jamur Cordyceps
Jamur Cordyceps sulit diperoleh di alam liar. Banyak pihak yang mengkhawatirkan populasi jamur ini apabila dieksploitasi secara berlebihan. Mengingat betapa rumitnya untuk mendapatkan jamur langka berwarna coklat ini. Harga yang dipatok untuk satu kilogram bisa mencapai US$ 20.000-40.000. Sehingga banyak produsen yang mulai membudidayakan di laboratorium.
Manfaat Jamur Cordyceps
Beberapa riset menunjukkan bahwa jamur Cordyceps mengandung senyawa antivirus, antijamur, antiinflamasi, dan antioksidan. Beberapa produsen mulai mengolah jamur ini menjadi dalam bentuk suplemen. Dilansir dari WebMD, sejumlah penelitian belum cukup membuktikan keefektifan Cordyceps bagi kesehatan manusia. Namun terdapat pengaruh relatif signifikan terhadap:
1. Mengurangi Kerusakan Ginjal
Penyakit ginjal akibat konsumsi obat amikasin dan siklosporin dapat dikurangi dampak degradasinya berkat Cordyceps. Khususnya bagi penderita lanjut usia (lansia) dan penerima donor transplantasi ginjal.
2. Asma
Pemakaian Cordyceps pada penderita asma dapat mengurangi gejala sesak nafas. Namun yang perlu diperhatikan ialah tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat herbal lain.
3. Kanker
Riset awal menunjukkan bukti peningkatan kualitas hidup bagi penyintas kanker yang rutin mengonsumsi Cordyceps. Namun tetap diikuti dengan perawatan kemoterapi.
4. Hepatitis B
Manfaat jamur Cordyceps selanjutnya mampu meningkatkan fungsi hati yang terserang virus hepatitis B. Sayangnya, masih kurang efektif apabila dibandingkan dengan polygonum atau astragalus.
5. Meningkatkan Hasrat Seksual
Cordyceps juga dikenal sebagai obat herbal yang berperan meningkatkan gairah seks. Khususnya pada produk CordyMax Cs-4 yang dikonsumsi oral selama 40 hari berturut-turut.
Itulah penjelasan mengenai apa itu jamur Cordyceps, beserta ciri-ciri dan manfaatnya. Jamur yang dianggap fiksi pada serial The Last of Us itu ternyata benar-benar nyata. Bukannya memberikan efek samping, justru penelitian membuktikan jamur tersebut memiliki manfaat bagi manusia. Tertarik mencoba?
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.