Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Michael Moore sungguh bisa tertawa lebar berada di Festival Film Cannes tahun ini. Film dokumenter terbarunya, Sicko, diputar perdana di Grand Theater Lumiere pada Sabtu malam lalu dan sukses mempesona kurang lebih 2.000 penonton. Tepuk tangan panjang bergema tak henti-henti. Michael Moore melambaikan tangan ke arah penonton, persis seperti ketika filmnya Fahrenheit 9/11 mendapat penghargaan tertinggi Palme D'or di ajang yang sama pada 2004.
Meski kali ini Sicko hanya masuk kategori Out of Competition, toh film itu jadi salah satu yang paling ditunggu. Maklum, sebelumnya Sicko sudah mendapat "promosi" gratis: sepucuk surat dari pemerintah Amerika Serikat ke pemerintah Prancis. Isinya meminta Prancis tidak memutar Sicko di Cannes. Jadilah orang makin penasaran. Sicko adalah film dokumenter yang mengekspos bagian kelam sistem kesehatan di Amerika Serikat dan kekuatan lobi perusahaan asuransi.
Moore menyodorkan sejumlah fakta, termasuk arsip rekaman pembicaraan Presiden Richard Nixon pada suatu hari di bulan Februari 1971, yang memuji Edgar Kaiser menggunakan sistem insentif untuk mengurangi kualitas perawatan kesehatan. Hari berikutnya Nixon mengumumkan strategi sistem perawatan kesehatan yang baru. Dengan sistem ini, jumlah pembayaran premi per orang dikurangi tapi dengan beberapa syarat yang tidak disadari oleh sebagian besar warga Amerika dan bisa memberikan keuntungan maksimal kepada perusahaan asuransi.
Ia memang menantang risiko. Moore dituduh melanggar embargo perdagangan dengan melakukan perjalanan di negara komunis musuh bebuyutan Amerika, Kuba. Amerika memang melarang warganya berkunjung ke negeri Fidel Castro itu.
Ini membuat Michael Moore khawatir bahwa filmnya itu akan disita. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Moore kemudian membuat master kopi film Sicko dan mengirimnya diam-diam ke luar Amerika. Rencana pemutaran film Sicko pada 29 Juni di Amerika kemungkinan besar ditunda.
Di Cannes, di sela-sela kebahagiaannya mendapat sambutan meriah dan jadwal ketatnya memenuhi undangan sejumlah acara, Moore menyediakan waktunya untuk wawancara dengan sejumlah jurnalis, termasuk Asmayani Kusrini dari Tempo. Ia banyak tertawa, menyapa setiap orang, dan tidak segan-segan melayani permintaan tanda tangan. Wawancara dilakukan dalam berbagai kesempatan, termasuk saat menunggu giliran sesi foto, konferensi pers, seusai konferensi, hingga menjelang makan siang. Berikut petikannya:
Bagaimana Anda akan menghadapi "serangan balik" sejumlah perusahaan asuransi dan juga penyelidikan oleh Departemen Keuangan lantaran melanggar embargo itu?
Saya sadar, badai sedang menunggu saya di Amerika Serikat. Seperti Anda tahu, saya sedang diinvestigasi. Kemungkinan besar akan dikenai denda bahkan paling buruk masuk penjara. Tapi pengacara saya menenangkan. Memang ada larangan bagi warga negara Amerika Serikat berkunjung ke Kuba. Tapi larangan itu tidak berlaku bagi pekerja pers yang melakukan kegiatan jurnalistik.
Perusahaan asuransi raksasa memang memiliki kekuatan yang lebih menakutkan daripada Bush sendiri. Tapi keinginan saya yang paling utama adalah membuat masyarakat menyadari pentingnya masalah ini untuk ditindaklanjuti.
(Salah satu adegan paling kontroversial yang membuat pemerintah Amerika merasa ditampar adalah kunjungan Michael Moore ke Kuba. Itu bukan kunjungan biasa. Turut serta bersama Moore sejumlah warga yang berjasa membantu korban tragedi 9/11. Mereka yang permohonan asuransinya ditolak dan tidak sanggup membiayai perawatan kesehatan. Sedangkan di Kuba biaya rumah sakit gratis. Dan obat-obat senilai US$ 120 hanya sekitar 50 sen di Kuba.)
Benarkah Anda sengaja memanas-manasi pemerintah Amerika dengan berkunjung ke Kuba ?
Anda sudah menontonnya, kan? Jelas-jelas kami tidak ingin ke Kuba. Tujuan utama kami adalah menuju ke wilayah Amerika di Teluk Guantanamo, karena kabarnya di sana tahanan Al-Qaidah justru mendapat perawatan gratis dari pemerintah. Saya membawa orang-orang itu ke sana agar mereka bisa dirawat, karena mereka pada umumnya tidak sanggup membayar biaya perawatan. Tapi kami tidak mendapat tanggapan. Masa, kami harus menunggu terus di atas kapal? Jadilah kami terpaksa singgah di Kuba.
Benarkah Departemen Keuangan mengirim surat untuk Anda?
Ya. Dan itu surat serius. Pengacara saya bilang, dia belum pernah mendapat surat seperti itu. Hal yang paling bijaksana yang harus dilakukan oleh pemerintah Bush adalah tidak mengatakan apa-apa alias diam. Dia seharusnya mengabaikan film ini. Tapi mereka, orang-orang di pemerintah itu, tidak bisa menahan diri.
Penyelidikan pemerintah itulah yang membuat saya terpaksa mengkopi secara digital film itu dan menyembunyikannya di luar Amerika. Saya takut film itu akan dimusnahkan agar tidak bisa diputar di Amerika.
Bukankah seharusnya mereka tahu bahwa ini justru akan membuat orang makin penasaran?
Mereka sudah sangat berjarak dengan yang namanya budaya populer. Mereka tidak sepenuhnya mengerti, pengaruh yang bisa ditimbulkan oleh film saya, bahwa apa yang mereka lakukan justru akan membuat orang semakin ingin menonton film itu. Ini sebetulnya langkah gila yang dilakukan di negeri yang kabarnya mengagung-agungkan kebebasan berekspresi ini.
Menurut Anda, film ini bisa mengubah keadaan? Apa pengaruh yang ditimbulkan oleh film yang Anda buat?
Mungkin tidak mengubah keadaan sepenuhnya, tapi membuat orang sadar bahwa ada yang tidak beres. Anda boleh percaya atau tidak, tapi mereka tidak akan mendengarkan Bush lagi. Hanya 28 persen publik yang mendukungnya sekarang.
Dalam Fahrenheit 9/11, Anda mengkonfrontasi tokoh-tokoh politik di depan kamera, tapi dalam Sicko tidak ditemukan satu pun politisi. Mengapa?
Saya memutuskan untuk membuat film yang agak berbeda kali ini.Saya ingin tone yang berbeda, dan saya ingin mengatakan sesuatu dengan cara yang berbeda pula. Saya berharap bahwa orang yang menontonnya berfokus pada pesan yang ingin saya sampaikan, bukan pada kontroversinya.
Kenapa memilih Kanada, Prancis, Inggris, bahkan Kuba sebagai perbandingan?
Saya tidak menyangkal, negara-negara itu mungkin masih punya kekurangan, tapi setidaknya lebih baik daripada sistem layanan kesehatan di Amerika. Kita harus mencuri hal baik dari negeri lain dan tidak melakukan serta melanjutkan sesuatu yang salah.
Kalau ingin membuat sesuatu yang berbeda, kenapa tidak mencoba film feature, misalnya?
Kru saya juga sempat bertanya seperti itu. Tapi saya bilang, membuat film feature itu mudah. Tinggal bikin skenario, dan cari aktor yang bisa memainkan. Cerita sudah ada, tinggal dikerjakan. Kalau dokumenter lebih menantang. Kita tidak tahu apa yang akan kita dapatkan, cerita apa yang akan kita dengar, kecuali kita keluar menemui orang-orang itu langsung. Cerita baru bisa tersusun berdasarkan apa yang kita dapatkan dari luar, kemudian duduk berjam-jam mendengarkan setiap kata, mengamati setiap sekuen, dan duduk berjam-jam pula di ruang editing. Barulah kita bisa menemukan dan menyusun cerita.
Tertarikkah jika Partai Demokrat merekrut Anda?
Saya tidak berniat jadi politisi. Sekarang saya cukup bahagia bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan, mengatakan apa yang bisa saya katakan, bisa hidup berkecukupan, menghibur orang dan menyediakan lapangan kerja. Saya cukup bahagia dengan semua itu. (Michael Moore pernah terdaftar sebagai anggota Partai Demokrat sejak 1992-Red.)
Anda berpendapat bahwa Partai Demokrat penyelamat kelas pekerja di Amerika?
Oh, tentu saja tidak. Ini tidak ada hubungannya dengan Demokrat atau Republik. Tidak peduli siapa pun presidennya, tidak cukup hanya berkata bahwa masyarakat Amerika membutuhkan layanan kesehatan yang lebih baik. Mereka harus melakukannya. Mereka harus membuatnya lebih baik.
Apa yang membuat Anda begitu kritis terhadap Amerika?
Karena saya warga negara Amerika dan saya merasakan bagaimana rasanya hidup di Amerika.
Ada yang mengkritik Anda membuat film pesanan dari sayap kiri? Terutama ketika Anda mengecam kebijakan Bush saat mengumumkan perang melawan Irak.
Tidak ada pesanan. Saya hanya berpikir logis. Saya tercengang ketika masyarakat mengangguk dan mendukung perang. Jumlahnya hampir 90 persen, walaupun sebagian dari mereka bahkan tidak tahu Irak itu di mana. Bagaimana mungkin rakyat Amerika tidak berpikir lebih jauh ketika menyatakan dukungannya terhadap perang, khususnya setelah pengalaman Perang Vietnam. Jadi, saya memutuskan untuk membuat film bagi 10 persen orang yang tidak setuju terhadap perang. Berharap kami bisa meyakinkan mereka yang mendukung Bush untuk mengubah keputusan atau setidaknya berpikir dulu sebelum benar-benar maju ke medan perang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo