Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Toeti Heraty membawa filsafat ke ruang yang lebih besar, ke dunia aktivisme.
Menurut Toeti, ilmu memiliki tanggung jawab untuk perubahan sosial.
"Apakah yang sempurna?" Itu pertanyaan ujian colloquium Toeti Heraty kepada saya ketika saya berusia 21 tahun dan baru saja menyelesaikan kuliah diploma III Sastra Prancis di Universitas Indonesia, Rawamangun, Jakarta. Saya harus mengambil ujian colloquium karena bukan lulusan program sarjana muda tapi ingin lanjut ke jalur sarjana filsafat. Sosok perempuan di depan saya kabarnya menabrak berbagai aturan agar saya bisa mengikuti ujian tersebut. Namun pertanyaan itu, di benak seorang gadis belia, adalah pertanyaan yang tidak pernah terpikirkan. Bibir saya bergetar bukan hanya karena pertanyaan itu, tapi juga lantaran sosok di depan saya mengambil penuh seisi ruang kelas. Sosok yang begitu kuat dan perkasa. Selama 36 tahun kemudian, sosok Toeti Heraty terus mendominasi, dari ruang akademik ke kehidupan aktivisme, dan pribadi saya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo