Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sukses menggarap sejumlah film pendek hingga mendapat penghargaan internasional, sutradara Sidi Saleh merambah film panjang. Film panjang pertamanya, Pai Kau, akan menghiasi layar lebar di Indonesia pada 8 Februari 2018, sepekan sebelum Tahun Baru Cina atau Imlek 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Deg-degan, enggak sampai sebulan lagi. Film panjang memang sebenarnya impian,” ujar Sidi dalam acara diskusi dan konferensi pers di Institut Francais d’ Indonesie, Thamrin, Jakarta, Rabu, 18 Januari 2018.
Sebelum ini, Sidi sukses menggarap film pendek hingga berjaya di festival film internasional. Dia terlibat dalam sejumlah film, antara lain Dajang Soembi, Perempuan yang Dikawini Anjing (2004), Kara, Anak Sebatang Pohon (2005), Trip to the Wound (2007), D’Bijis (2007), Merah Itu Cinta (2007), Babi Buta yang Ingin Terbang (2008), Postcard from the Zoo (2012), dan Taksu (2014).
Pada 2011, dia memulai debut sebagai sutradara dengan menggarap film pendek Full Moon. Berikutnya, ia memproduksi Fitri (2013) dan Maryam (2014). Maryam menggondol pulang Orizzonti Award dari Festival Film Internasional Venesia ke-71. Film pendek berikutnya adalah Love Me Please, Silent, dan Interfere-rest.
Sidi biasanya mengambil latar belakang hari besar perayaan keagamaan. Kali ini, dia pun menggarap film dengan latar budaya keturunan Cina, yakni pernikahan adat keturunan Cina di Indonesia. Film ini menjadi debut Sidi untuk film panjang bergenre drama-suspense. Sidi mengklaim film ini akan membawa pada nostalgia film Hong Kong era 1990-an.
Pai Kau berasal dari bahasa Mandarin, dari kata “pai gow”, yang berarti permainan domino. Ceritanya sendiri sebenarnya merupakan cinta segitiga. Dikisahkan, seorang pemuda bernama Edy Wijaya (Anthony Xie) akan menikah dengan Lucy (Irina Chiu). Pada hari pernikahan mereka, muncul Siska (Ineke Valentina). Kedatangan Siska membuat ketegangan pada hari penting itu.
Selain menggunakan judul Bahasa Mandarin, Pai Kau diklaim kental menyuguhkan adat tradisi Cina di Indonesia sebagai wujud keberagaman Nusantara. Salah satu produser, Tekun Ji, mengatakan, dalam pengambilan gambar, mereka bekerja sama dengan vendor jasa penyelenggara pesta perkawinan adat Cina. Para pemainnya pun merupakan para warga keturunan Cina.
Meski mengetengahkan adat istiadat Cina, film ini tidak saja ditujukan untuk warga keturunan Cina. “Ada latar belakang, tekstur, arsitekturnya Cina, tapi ceritanya universal. Bukan untuk suku Cina, tapi untuk Indonesia,” ujar Irina, pemain sekaligus sutradara film ini.
Baik Sidi, Irina, maupun Tekun berharap film ini mampu menarik perhatian penonton. Film ini dirilis menjelang Tahun Baru Cina. Mereka berharap bisa meraup 200 ribu penonton dari film ini.