Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Palgunadi dibunuh gurunya

Pementasan grup tari padneswara di tim mengambil cerita langendriyan palgunadi, diangkat dari epos mahabharata. penari sebagian besar mahasiswa akademi tari lpkj, didukung retno maruti sudiharto. (tr)

9 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GRUP tari Padneswara dengan produksinya Langendriyan Palgunali, di Teater Arena TIM, 22 s/d 24 Agustus yang lalu, dikunjungi banyak penonton, Penggarapannya tampak bersih dan sungguh-sungguh. Kompak. Walaupun tidak sempat membetot penonton, karena banyak adegan tidak terpelihara temponya. Di segi lain, dengan pementasan ini dibuktikan bahwa usaha kelompok ini untuk mengangkat tari Jawa klasik menurut adanya, tetap dilakukan, Cerita Palgunadi diangkat dari epos Mahabharata. Ia adalah nama seorang ksatria yang berguru kepada Bagawan Dorna hanya lewat patungnya. Tetapi kesaktiannya sempat mengalahkan Arjuna, murid Dorna yang paling pintar. Arjuna penasaran untuk mengadu kesaktian, apalagi ia jatuh nafsu pada Anggraini, isteri Palgunadi. Ketika pertarungan terlaksana, ternyata Arjuna kalah. Ketemu Identitas Sedih karena kekalahannya, ia minta pertolongan Dorna. Lantaran cintalada muridnya, Dorna menanyakan kepada Palgunadi di mana letak rahasia kesaktian satria itu. Palgunadi menunjuk cincin ampal yang dipakainya. Waktu ia menyodorkan tangan, Dorna cepat menetak jari itu. Demikianlah Palgunadi mati di tangan gurunya. Dorna dengan begini berhutang nyawa, yang kelak harus ditebusnya di dalam Perang Bharatayudha. Pementasan yang memakai tata busana yang manis itu didukung oleh Retno Maruti Sudiharto bersama suaminya Sentot Sudiharto. Retno sendiri yang merekan tari. Sedang para penari terhitung bakat-bakat muda, sebagian besar mahasiswa Akademi Tari LPKJ. ungkin karena kwalitas penari, mungkin juga karena keutuhan klasik diselingi oleh variasi-variasi yang nakal, pertunjukan ternyata tidak ketat. Pada bagianbagian tertentu sempat menggempal, tapi komposisi adegan-adegan tidak menyeret tontonan ke inti cerita yang sebenarnya begitu dramatik -- di samping tidak bebas dari salah faham. Banyak penonton misalnya tak tahu bahwa di akhir cerita itu Palgunadi dibunuh gurunya. Dan apa pula arti keluarnya Anggraini? Ia digaet Arjuna, atau bunuh diri? Retno Maruti mengaku telah mempersiapkan penampilan itu selama 3 bulan. 9 tahun yang lalu ia juga pernah menggarap Palgunadi, juga dalam bentuk langendrian -- pertunjukan yang menggabungkan tari dan tembang. Kalau dulu seluruh pemainnya wanita, sekarang peran pria dikembalikan kepada yang berhak. Kostum juga mencoba merengkuh busana klasik yang tidak begitu gemerlapan. Tak kurang dari 30 penari, 10 penabuh kerawitan dan 7 penyanyi mendukung pertunjukan yang berlangsung satu setengah jam dan yang -- mulai malam kedua -- dihadiri penonton yang padat. Retno Maruti (31 tahun) sudah 4 kali menggarap tari di TIM. Pertama tahun 1969, ketika ia masih tinggal di Sala dan masih perawan. Waktu itu dibawakannya langendriyan Damar Wulan. Pergelaran ke-II dengan grup Padneswara bernama Roro Mendut. Yang ketiga Abimanyu Gugur. Dengan pementasan ke empat sekarang Retno mengaku telah mendapatkan identitas yang selama ini dicarinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus