Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Dari Polemik Kebudayaan Menjadi Monokultur Keseragaman

Guru besar Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB), Iwan Pranoto, menjadi pembicara pada kuliah kenangan Sutan Takdir Alisjahbana yang digelar Akademi Jakarta. Adu gagasan yang dikembangkan Sutan Takdir, Ki Hajar Dewantara, Sanusi Pane, dkk pada 80 tahun lalu sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai permasalahan saat ini.

9 Desember 2022 | 00.00 WIB

Prof. Sutan Takdir Alisjahbana di kantornya, Jakarta, 1984. Dok Tempo/Budiman S Hartoyo
Perbesar
Prof. Sutan Takdir Alisjahbana di kantornya, Jakarta, 1984. Dok Tempo/Budiman S Hartoyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA — Jauh sebelum Indonesia lahir, budayawan seperti Sutan Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane, Ki Hajar Dewantara, dan Poerbatjaraka bergulat dalam pemikiran soal masa depan negara ini. Pandangan masing-masing tokoh itu, tentu saja, bisa berbeda, bahkan bertentangan. Sutan Takdir, yang berpandangan liberal dan pro-Barat, misalnya, dianggap kebalikan dari Sanusi Pane yang lebih banyak terilhami budaya Hindu-Buddha Nusantara.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mohammad Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus