Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Dalam mata pelajaran seni budaya, ragam hias geometris adalah salah satu materi yang kerap mengharuskan siswanya untuk menggambar sebuah pola batik. Hal ini merupakan bagian dari materi terkait ragam hias yang ada di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan buku Seni Budaya Kelas VII oleh Eko Purnomo dkk, Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora (vegetal), fauna (animal), figural (manusia), dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dimensi maupun tiga dimensi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, apa itu ragam hias geometris? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Pengertian Ragam Hias Geometris
Ragam hias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah ber kembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora dan fauna, serta budaya masing-masing daerah.
Pembuatan ragam hias didasarkan atas kebutuhan masyarakat, baik yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama. Misalnya, ada ragam hias yang memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya.
Salah satu bentuk ragam hias geometris yang ada di Indonesia adalah ragam hias geometris. Ini merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya.
Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias. Gaya ragam hias ini dapat dijumpai di seluruh daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ciri-Ciri Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang di kembangkan dari bentuk-bentuk geometri, misalnya segitiga, segi empat, dan lingkaran. Karena itu, ragam hias ini memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan bentuk lain. berikut beberapa ciri ragam hias geometris.
- Pola ragam hias ini dirancang menggunakan berbagai unsur garis yang beragam.
- Biasanya disusun memanjang dengan desain saling menyambung, menciptakan pola yang berulang.
- Jika diwujudkan dalam karya, ragam hias ini masuk ke kategori seni rupa dua dimensi maupun tiga dimensi.
- Penerapan ragam hias ini sering terlihat pada kain batik, tenun, bordir, candi, bangunan, dan sebagainya.
- Pola ini umumnya dibuat dengan mengombinasikan berbagai bentuk geometri dalam satu motif.
- Ragam hias ini juga sering digunakan untuk membuat kaligrafi, hiasan mushaf, atau dekorasi.
Macam-Macam Ragam Hias Geometris
Mengutip dari jurnal karya Widyabakti Sabatari dan dokumen yang dirilis LMS SPADA Kemdikbud, terdapat berbagai macam motif ragam hias geometris yang populer di Indonesia. Motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Motif Meander
Motif meander adalah kelompok ragam hias geometri yang memiliki ciri bentuk dasar yang menyerupai bentuk huruf “T” dan atau huruf “L” dan lain-lain. Kata meander berasal dari Bahasa Yunani “meandros” , yang artinya liku atau berkelok-kelok. Ragam hias meander adalah garis batasan yang terdiri atas garis yang saling berkaitan (disusun secara berulang).
2. Motif Pilin
Motif pilin adalah kelompok motif geometris yang memiliki bentuk dasar yang menyerupai huruf ”S” (bentuk spiral), dan bentuk huruf “SS” (lazim disebut sebagai pilin ganda). Bentuk-bentuk dasar tersebut kemudian disusun secara berulang sehingga membentuk pola hias tertentu.
Selain bentuk bentuk tersebut, motif hias pilin juga mempunyai bentuk kreasi lainnya, seperti bentuk pita, berumbai, untaian, atau pusaran. Ragam hias pilin banyak diaplikasikan sebagai hiasan pinggir, hiasan pada rumah adat, dan motif batik.
3. Motif Swastika
Motif swastika adalah kelompok ornamen geometris yang memiliki bentuk dasar menyerupai bentuk huruf “Z” dan atau bentuk zigzag saling berlawanan antara satu sama lain, ada juga yang dibuat saling berkaitan antara satu dengan lainnya (sering disebut motif banji.
Kata swastika merupakan terapan dari kata Swastyastu, yang artinya semoga dalam keadaan baik. Dalam kepercayaan agama Hindu, motif swastika dipercaya sebagai simbol suci. Motif swastika merupakan simbol yang diyakini sebagai warisan sejarah dan unsur budaya.
4. Motif Tumpal
Motif tumpal adalah kelompok ornamen geometris yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki dan atau segitiga lancip, disusun secara berulang hingga membentuk pola hias tertentu.
Bentuk dasar tumpal tersebut kemudian diisi motif lain di bagian tengahnya mengikuti bidang tumpal tersebut hingga membentuk hiasan dengan pola segitiga, misalnya, diisi motif garis-garis, bunga, sulur-suluran, dan sebagainya.
5. Kawung
Ragam hias yang berupa lingkaran-lingkaran yang diatur sedemikian rupa sehingga yang satu menutup sebagian yang lain. Nama ragam hias kawung diambil dari pohon aren yang disebut ‘kawung’, bagi bahasa Sunda dan bahasa Jawa istilah ini kurang lazim digunakan. Apabila buah pohon ini dipotong melintang nampak biji yang jumlahnya empat.
Ragam hias kawung ini bermacam-macam bentuknya yang masing-masing mempunyai nama sendiri-sendiri. Motif ini sudah terdapat dalam zaman Hindu Jawa, misalnya pada kain yang dipakai oleh Kertajaya raja pertama Mojopahit (1216 – 1231).
Pilihan editor: Pengertian Ragam Hias, Jenis Motif dan Tekniknya