Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Rayakan Hari Kemerdekaan, Musik yang Bicarakan Nasionalisme

Para musikus menunjukkan kecintaan terhadap tanah air lewat karya musik mereka. Merayakan hari kemerdekaan kita simak lagu-lagu nasionalisme berikut

19 Agustus 2018 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suporter mengibarkan bendera Merah Putih saat atlet Indonesia mendapatkan poin dalam pertandingan turnamen bulu tangkis Blibli Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, 7 Juli 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 17 Agustus tahun ini, peringatan hari kemerdekaan Indonesia memasuki usia ke-73. Sejatinya banyak cara yang dilakukan untuk memperingati kemerdekaan. Para musikus misalnya, dengan kepiawaian mereka menciptakan musik dan membuat lirik, lagu bernuansa semangat merdeka, kebebasan, nasionalisme menjadi salah satu tema yang diusung dalam berkarya. Untuk memeriahkan hari jadi negara kita, berikut ini beberapa lagu bertema nasionalisme yang dihimpun Tempo:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Koes Plus - Nusantara I (1971)

Lagu Nusantara I bisa dibilang yang paling populer di antara sembilan versi lagu Nusantara yang dirilis Koes Ploes. Terciptanya lagu Nusantara bisa dibilang sebagai bukti bahwa Koes Plus bukanlah antek asing, seperti tuduhan yang sempat membuat mereka mendekam dipenjara pada tahun 1965. Saat itu, mereka harus dibui setelah memainkan lagu The Beatles pada salah satu pertunjukan.

Konser Reuni Koes Plus Live in Acoustic Exclusive Concert di Balai Kartini, Jakarta, (27/9). Band legendaris di era 1960-1980 membawakan lagu lagu hitsnya untuk memuaskan kerinduan para penggemarnya selama 2 jam. TEMPO/Nurdiansah

Nusantara pertama kali ditulis oleh Tony Koeswoyo. Liriknya bercerita tentang kekaguman Tony terhadap alam Indonesia yang ia lihat lewat jendela pesawat saat bepergian bersama Koes Plus.

Berikut penggalan liriknya:

Hutannya lebat seperti/ Rambutku/
Gunungnya tinggi seperti/ Hatiku/
Lautnya luas seperti/ Jiwaku/ Alamnya ramah seperti/ Senyumku

2. Keenan Nasution - Jamrud Khatulistiwa (1978)

Lirik pada lagu "Jamrud Khatulistiwa" sebenarnya ditulis oleh Guruh Sukarno Putra, anak bungsu dari presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Ia berhasil menggambarkan keindahan negeri ini lewat pemiihan kata yang puitis tapi mudah dipahami.

Keenan Nasution tampil dalam pentas Rockin The Law untuk menyuarakan dukungan kepada KPK di Piston Brake dikawasan Radio Dalam, Jakarta, 21 Februari 2015. Musisi rock diantaranya, Once, Ecky Lamoh, Lilo, Tony Wenas, dan Keenan Nasution memberikan dukungan kepada KPK atas terjadinya konflik dengan Polri. TEMPO/Nurdiansah

Sang penyanyi, Keenan Nasution pun mampu mengajak pendengar lagu untuk ikut bersyukur dapat hidup di Indonesia.

Aku bahagia/ hidup sejahtera di Khatulistiwa

3. Gombloh - Kebyar-Kebyar (1979)

Salah satu lagu dari Soedjarwoto Soemarsono alias Gombloh yang paling populer. Anda mungkin sering mendengar lagu ini menjelang hari kemerdekaan atau acara-acara terkait nasionalisme lainnya.

Gombloh. dok TEMPO/Afrizal Anoda

Dalam Kebyar-Kebyar, Gombloh mengungkapkan rasa cintanya terhadap Indonesia dengan elegan. Tanpa tenaga berlebihan, namun menyentuh secara emosional. Coba simak penggalan lirik ini: Indonesia/ merah darahku/ putih tulangku/ bersatu dalam semangatmu.

Siapa yang tak tergugah ketika mendengarnya?

4. God Bless - Rumah Kita (1988)

Lebih baik di sini/ rumah kita sendiri

Ketika banyak orang berusaha untuk mengejar pencapaian di luar negeri, God Bless berusaha menyadarkan bahwa Indonesia lah tempat kita yang sesungguhnya.

Penampilan vokalis Achmad Albar bersama gitaris Ian Antono personil GodBless melalui lagu Panggung Sandiwara sebagai pembuka konser 5upergroup di JCC, 21 November 2017. GodBless membawakan 7 buah lagu diantaranya Panggung Sandiwara, Musisi, Bla Bla Bla, Menjilat Matahari, Cermin, Bis Kota dan Kehidupan di awal pembuka konser. TEMPO/Nurdiansah

Lewat lagu ini, Ahmad Albar dkk mengingatkan para pendengarnya bahwa "rumput tetangga tak selalu lebih hijau". Pun, jika kenyataan mengatakan sebaliknya, Indonesia tetap menjadi tempat pulang yang terbaik.

5. Cokelat - Bendera (2002)

Siapa yang tidak pernah mendengar lagu ini? Lagu yang dipopulerkan oleh band Cokelat ini ditulis oleh gitaris Sheila on 7, Eross Chandra pada 2002 dan masih sering diputar hingga sekarang.

Band Cokelat dengan formasi baru , dengan Jackline Rossy Natalia Mboeik alias "J" sebagai vokalis dan Otto sebagai penabuh Drum. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

"Bendera" menunjukkan semangat untuk membela tanah air, walau dengan kekurangan yang dimiliki masing-masing. Ini tertuang dalam liriknya: Biar saja ku tak sehebat matahari/ Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu/ Biar saja ku tak setegar batu karang/ Tapi slalu ku coba tuk melindungimu

Ada musikus dan karya apalagi yang mengusung nasionalisme dalam lagunya? Ternyata bagi musikus nasionalisme bisa jadi sesuatu yang perlu dikritik. Tak melulu diagung-agungkan. Apa pasal? Setidaknya menurut lagu berikut.

 

6. Koil - Kenyataan dalam Dunia Fantasi (2007)

/Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran/

Grup Band Koil.

Alih-alih membakar semangat dan optimisme, Koil justru mengkritik rasa nasionalisme yang berlebihan. Lewat Kenyataan dalam Dunia Fantasi, band asal Bandung ini menyadarkan mereka yang dibutakan oleh rasa cinta tanah air berlebih dan menuntunnya kembali ke kenyataan. Sebab, apa pun yang berlebihan itu tidak baik, bukan?

7. Efek Rumah Kaca - Menjadi Indonesia (2008)

Lekas bangun dari tidur berkepanjangan/ Menyatakan mimpimu/
Cuci muka biar terlihat segar/ Merapikan wajahmu/ Masih ada cara menjadi besar

Penampilan band Efek Rumah Kaca dalam konser tunggal bertajuk Tiba Tiba Suddenly Konser di Gedung Sarinah Ekosistem, 05 September 2016. TEMPO/Nurdiansah

Melalui lirik yang ditulis sang vokalis, Cholil Mahmud, Efek Rumah Kaca (ERK) menunjukkan rasa optimis terhadap kemajuan bangsa ini. ERK mengajak kita untuk bangkit dan percaya, masih ada cara untuk jadi besar, masih ada cara untuk menjadi Indonesia.

8. Netral - Garuda di Dadaku (2009)

Lagu ini juga mungkin jadi yang paling sering Anda dengar. "Garuda di Dadaku" awalnya ditulis Netral (sekarang NTRL) sebagai lagu tema film yang berjudul sama. Namun, pada perkembangannya, lagu ini sering diputar pada momen-momen yang menunjukkan rasa nasionalisme.

Kegilaan NTRL

Dengan temponya yang cepat, Garuda di Dadaku sangat cocok untuk menggugah semangat. Ditambah lagi, mereka juga meminjam penggalan lirik yang sering dinyanyikan saat mendukung tim Indonesia pada berbagai kompetisi olahraga, Garuda di dadaku/ Garuda kebanggaanku/ Ku yakin hari ini pasti menang.

9. Pee Wee Gaskins - Dari Mata Sang Garuda (2011)

Band pop-punk muda ini tak ketinggalan membuat lagu bertema cinta tanah air. Dari Mata Sang Garuda memiliki lirik yang penuh optimisme dan aransemen musik yang tak kalah menghentak.

Grup musik Pee Wee Gaskins. flixya.com

Bersatulah untuk Indonesia/ Kobarkan semangatmu/ Kan kubela sampai habis nafasku/ Jangan pernah menyerah/ Sudah terlalu lama kita terlelap/ Bangkit dan raih semua mimpi.

10. Superman Is Dead - Jadilah Legenda (2013)

Untuk indonesia teruslah bertahan/ Walau dihancurkan disakiti kau tetap berdiri di sini/ Untuk indonesia jadilah legenda/ Kita bisa dan percaya

Superman Is Dead. Tempo/Pribadi Wicaksono

Jika kebanyakan lagu Superman Is Dead berisi kritik dan perlawanan, kali ini mereka membahas rasa bangga dan harapan bagi negara. "Jadilah Legenda" dimainkan dengan tempo yang tak terlalu cepat serta pengucapan lirik yang mudah disimak, memudahkan pendengar untuk memahami pesan yang disampaikan dan doa yang dipanjatkan.

MUHAMMAD ABI MULYA | AISHA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus