IBU WALANDA MARAMIS Oleh: A.P. Matuli Walanda Penerbt. Sinar Harapan, Jakarta, 1983, 96 halaman KARTINI memang bukan satu-satunya. Pendekar wanita yang merintis persamaan hak bagi kaumnya dalam dunia pendidikan banyak jumlahnya. Ada Dewi Sartika di Jawa Barat, ada Encik Rahmah el-Yunusiah di Sumatera Barat, ada Walanda Maramis di Sulawesi Utara. Buku ini bermaksud memperkenalkan riwayat hidup dan liku-liku perjuangan tokoh yang disebut terakhir itu. PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Abak Temurunnya) adalah salah satu buah perjuangan putri Desa Kema itu, desa pantai di timur Sulawesi Utara. Organisasi wanita pertama di Manado inilah yang memelopori sekolah untuk Wanita. Kedengarannya sepele. Tapi, adanya sekolah untuk kaum perempuan kala itu tentulah hal yang sangat mengejutkan. Sampai-sampai suami Walanda Maramis sendiri, seorang guru HIS (sekolah rendah untuk Inlander), hampir tak menyetujui pikiran-pikiran istrinya. Sayang, buku yang ditulis A.P. Matuli Walanda, salah seorang anak Walanda Maramis, kurang lengkap. Liku-liku perjuangan ibunya tak tergambarkan sepenuhnya. Tapi jurusan Walanda (lahir Desember 1872 dan wafat 1942) tentu hebat. Bila tidak tentu Walanda Maramis tak akan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 1969. Kini tiap 1 Desember, hari kelahirannya, masyarakat Minahasa mengadakan upacara mengenang nyoya guru itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini