Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-susanto pudjomartono

Pengarang: john ingleson, lp3es, jakarta, 1983

11 Februari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALAN KE PENGASINGAN Oleh: John Ingleson Penerbit: LP3LS, Jakarta, 1983, 263 halaman PERTAMA kali terhit pada 1979, buku ini sempat menimbulkan heboh di Indonesia. Karena Ingleson, di buku ini, untuk pertama kalinya mengungkapkan: Bung Karno pernah mimta ampun pada Belanda. Purmohonan itu diajukan Bung Karno lewat empat surat yang ditulisnya dari penjara Sukamiskin, Agustus dan September 1933, kepada pokrol Jenderal Hindia Belanda. Dalam surat itu, konon, Bung Karno mohon agar ia dibebaskan dari penjara, dan berjanjl tidak lagi akan mengambil bagian dalam kegiatan polltik. Pengungkapan Ingleson sempat menimbulkan pro dan kontra yang ramai karena banyak yang meragukan keaslian surat itu. Roeslan Abdulgani dan Mohamad Roem, yang juga pernah melakukan penelitian di Belanda dan menjunpai dokumen yang sama, menganggap surat itu palsu. Ingleson memang memilih suatu periodc penting dalam sejarah Indonesia, 1927-1934, sebagai obyek penelitian. tahun-tahun setelah pemberontakan PKI 1926 yang gagal itu adalah masa penuh pergolakan bagi perjuangan rakyat Indonesia. Sarekat Islam dircorganisasi pada tahun 1927. Pada tahun itu pula lahir PNI dan Bung Karno muncul sebagai tokoh pejuang kemerdekaan terpenting. Sumbangan terbesar Ingleson adalah penelitiannya atas arsip Kementerian Kolonial dan Kementerian Kehakiman Belanda serta koleksi surat pribadi beberapa tokoh, misalnya bekas Gubernur Jenderal de Jonge dan van Limburg Stirum. Banyak hal baru terungkap dari situ, termasuk Laporan Surat Rahasia 1933/1276, yang berisi keempat surat Sukamiskin itu. Sayngnya, mungkin karena yakin akan keaslian surat tadi, dalam bukunya Ingleson tidak menyehutkan baha surat yang dikutipnya itu hanya salinan autentik yang tidak ditulis dan ditandatangani sendiri oleh Soekarno. Untuk obyektivitas sejarah, seharusnyal ia juga mencantunkan - mungkin dalam catatan kaki - adanya keraguan atas orisinalitas dokumen itu. Setidaknya, ia perlu juga meneliti kemungkinan manipulasi oleh pemerintah Hindia Belanda waktu itu. Bagaimanapun buku ini sangat berharga dan penting. Terjemahan Zamakhsyari Dhofier yang lancar ikut mem6antu. Susanto Pudjoartono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus