Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rekaman Peradaban Seperempat Milenium

16 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

The 1758 Annual Register: Special Collector’s Edition
Judul asli: The Annual Register, or a View of the History, Politicks and Literature of the Year 1758
Penyunting: disunting pertama kali pada 1758 oleh Edmund Burke
Pengantar: Paul Langford
Penerbit: ProQuest, Amerika Serikat dan Inggris
Terbit: 25 Juli 2009
Tebal: 475 halaman

The 2009 Annual Register: World Events
Penyunting: D.S. Lewis, Wendy Slater (wakil)
Penerbit: ProQuest
Terbit: 25 Juli 2009
Tebal: xxxviii + 740 halaman

THE Annual Register adalah buku referensi berbahasa Inggris yang ditulis dan diterbitkan secara rutin setiap tahun. Para penulis di buku itu mencatat dan menafsirkan peristiwa-peristiwa besar, perkembangan, serta tren yang terjadi di dunia sepanjang tahun sebelumnya.

Buku ini ditulis dan disunting pertama kali pada 1758 oleh Edmund Burke, filsuf dan negarawan Irlandia. Namun edisi-edisi berikutnya melibatkan banyak pakar dari berbagai bidang dalam penulisannya. Sejak itu hingga sekarang buku ini terus terbit tanpa henti. Dengan demikian, ia kini sudah berusia seperempat milenium. Sebagai tambahan dari edisi cetaknya, seluruh edisi buku tersebut juga tersedia dalam jaringan (online) bagi para pelanggan di situs penerbitnya, ProQuest (http://www.proquest.com).

Dalam formatnya saat ini, separuh pertama buku ini memuat artikel mengenai peristiwa di berbagai negara atau wilayah dan separuh berikutnya berisi artikel tentang organisasi internasional, ekonomi, lingkungan, sains, hukum, agama, seni dan olahraga serta obituari, kronik peristiwa besar, dan dokumen-dokumen terpilih.

Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-250 tahun, ProQuest menerbitkan The 2009 Annual Register: World Events edisi ke-250 pada tahun ini, bersamaan dengan penerbitan ulang The 1758 Annual Register edisi perdana yang disunting Edmund Burke. Edisi perdana itu diberi pengantar baru oleh Paul Langford, profesor bidang sejarah modern di Universitas Oxford dan Rektor Lincoln College, Oxford, yang membahas edisi tersebut dan sosok Edmund Burke.

Buku The 2009 Annual Register, seperti edisi sebelumnya, mencatat kejadian-kejadian penting di dunia sepanjang 2008. Untuk bagian Indonesia, ia mencatat perkembangan politik Indonesia di bawah pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang disebut lebih mengesankan bagi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia itu, yang menghadapi tantangan nyata bagi demokrasi sekuler. Dua nama yang terang-terangan disebut dalam artikel itu adalah mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan mantan presiden Soeharto. Keduanya meninggal pada tahun tersebut.

Yang khusus dalam buku ini adalah dimuatnya artikel Richard O’Brien, wakil Royal Economic Society di dewan penasihat Annual Register sejak 1995. O’Brien menulis ”The Annual Register 300th Edition: A Personal Future”, sebuah esai tentang dunia pada 2059. Dia membayangkan ketika es di kutub mencair lebih cepat dan membuat Eropa utara hampir mendekati zaman es serta dampak perubahan iklim di berbagai tempat.


Riwayat Resmi Pahlawan Nasional

Wajah dan Perjuangan 141 Pahlawan Nasional
Penerbit: Departemen Sosial Republik Indonesia
Terbit: 2008 Tebal: ix + 856 halaman

DIREKTORAT Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial Departemen Sosial Republik Indonesia secara rutin menerbitkan direktori pahlawan nasional. Jumlah profil yang dipaparkan berubah sesuai dengan penambahan pahlawan nasional baru yang dikukuhkan Presiden Indonesia.

Buku edisi 2008 ini berisi 141 nama pahlawan nasional, termasuk empat nama baru yang dikukuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2007, yakni Adnan Kapau Gani, Ide Anak Agung Gde Agung, Dr Moestopo, dan Ignatius Slamet Riyadi.

Isi buku ini hanya riwayat singkat para pahlawan. Sangat ringkas, karena satu orang mendapat jatah 2-5 halaman saja ditambah satu halaman untuk pasfoto hitam-putih dan satu halaman untuk namanya. Buku ini seakan menjadi biografi resmi sang pahlawan karena dikeluarkan oleh pemerintah.

Meski pengumpulan data tentang sang tokoh berasal dari berbagai sumber, buku ini sama sekali tak menyebut dari mana sumbernya. Apakah itu dari wawancara dengan anggota keluarganya, berita media massa, atau hasil penelitian para sejarawan. Penyebutan sumber-sumber yang relevan itu tentu akan memperkaya buku ini dan membantu pembaca, misalkan para pelajar, dalam menggali lebih jauh sosok sang pahlawan.

Buku ini juga disusun ala kadarnya, tanpa ada penjelasan memadai mengenai proses penulisannya, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana hubungannya dengan edisi-edisi sebelumnya. Daftar isinya juga tak jelas berdasarkan apa, yang pasti bukan berdasarkan urutan abjad sebagaimana lazimnya direktori. Hal ini jelas mempersulit pembaca yang hendak mencari nama seseorang. Satu-satunya cara menemukan nama itu adalah dengan mengecek seluruh daftar tersebut.


Kamus Intelijen yang Ragu-ragu

Dictionary of Security Defense and Glosarium of Intelligence (Jilid 1)
Penulis: Iwan Febriyand Vegan
Penerbit: PT Kreasi Prima Printing dan Brighten Intelligence Institute Publisher
Terbit: Juni 2009
Tebal: xvi + 186 halaman

KAMUS berukuran kecil—hanya separuh ukuran kertas folio—ini sebenarnya terdiri atas tiga jilid. Jilid pertama ini berfokus pada istilah-istilah intelijen di dunia militer. Jilid kedua berisi istilah intelijen di lapangan penegakan hukum dan jilid ketiga di ranah bisnis. Jilid kedua dan ketiga direncanakan terbit pada akhir bulan ini. Bila sudah terbit semua, bisa jadi inilah satu-satunya kamus khusus intelijen berbahasa Indonesia.

Menurut pengarangnya, Iwan Febriyand Vegan, peneliti di bidang pertahanan dan keamanan yang pernah bergabung di berbagai lembaga swadaya masyarakat, kamus ini akan terbit dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan Inggris. Edisi bahasa Inggris sedang diperiksa oleh suatu tim ahli bahasa bersangkutan.

Iwan mengaku bahwa kamus ini pertama-tama ditulis dalam bahasa Inggris, baru kemudian dia terjemahkan sendiri ke bahasa Indonesia. Akibatnya, buku jilid pertama ini telanjur menggunakan judul yang sepenuhnya berbahasa Inggris, yang diakui Iwan akan diganti dengan judul berbahasa Indonesia pada cetakan kedua.

Kalaupun judulnya diganti, itu tak mengubah isi kamus yang terlihat jelas melakukan pendekatan peristilahan dalam bahasa asing. Sebagian besar lemanya menggunakan bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia, bahkan untuk istilah-istilah yang sudah jamak digunakan komunitas intelijen Indonesia, seperti lema ”combat tactical” ketimbang ”taktik pertempuran”. Anehnya, dalam beberapa bagian lemanya malah menggunakan bahasa Indonesia, seperti ”penjaga perbatasan” serta ”perang dan perubahan hakikat ancaman”.

Kecerobohan juga terjadi pada banyaknya salah cetak dalam buku ini. Nama tengah sang penulis, misalkan, tercetak ”Febriand” pada sampul belakang buku ini. Lema-lema dalam buku ini juga banyak salah tulis, seperti ”air hostes”, ”combat search and resque”, ”opens source intelligence”, dan ”quebeq” (maksudnya Quebec, nama provinsi di Kanada). Tentu hal ini sangat memalukan, karena kamus pada dasarnya bertumpu pada lema, baru kemudian penjelasannya. Akan lebih memalukan bila edisi bahasa Inggrisnya masih menggunakan lema-lema yang keliru itu.

Buku ini juga terlihat ragu-ragu untuk menjadi kamus ataukah ensiklopedia. Sebagai kamus, hal yang diutamakan adalah penjelasan dasar atau definisi singkat dari setiap istilah. Namun, pada buku ini ada beberapa lema yang sekadar terjemahan dari bahasa Inggris dan sebenarnya sudah diketahui umum, seperti ”airfield, lapangan terbang” dan ”chief of station, kepala stasiun”, tanpa penjelasan tambahan di belakangnya. Tapi, pada lema-lema tertentu sang penulis seakan ingin menumpahkan sebanyak mungkin pengetahuannya. Misalkan lema ”intelligence” diberi jatah sekitar tiga halaman serta lema ”terror, terrorist”, dan ”terrorism” mendapat kaveling lima halaman.

Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus