Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Seniman Landung Simatupang baru saja menggelar pentas ceramah dalam program Salihara International Performing Art di Salihara, Jakarta Selatan.
Hidup sebagai seniman teater tapi menganggap dunia seni peran adalah kesenangan, layaknya olahraga untuk kesehatan.
Mengenal teater sejak kanak-kanak tapi mulai berkiprah saat masuk bangku kuliah hingga kini. Menjatuhkan pilihan berteater yang bertumpu pada kata-kata.
LAKI-LAKI dan perempuan berusia lanjut itu asyik berbincang di bangku taman, seperti dua orang yang baru mengenal. Mereka sebelumnya bertengkar berebut bangku, gara-gara si perempuan terganggu oleh tingkah laki-laki yang membaca buku keras-keras. Sejatinya, mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu. Demi ego yang masih menjulang, keduanya menutupi jati diri mereka, menutupi cinta yang masih menggelora. Adegan ini merupakan petikan pentas dari naskah Pagi Bening karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero. Landung Simatupang menyutradarai pementasan Teater Stemka tersebut dua tahun lalu di Yogyakarta.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Seno Joko Suyono berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Landung Simatupang dan Dunia Kata-kata"