KONON, inilah pameran senirupa terbesar dan terpenting yang
pernah diadakan Picasso: A Retrospec tive. Selama hampir 4
bulan, 22 Mei - 16 September tahun ini, Museum Senirupa Modern
New York mengetengahkan hampir 1.000 karya Picasso. Lukisan,
gambar dan patung, dengan media bermacam-macam pula: cat minyak,
cat air, tinta cina, kayu, perunggu, besi dan lain-lain. Biaya
penyelenggaraan hampir US$2 juta (Rp 1,2 milyar).
Ide muncul pertama kali di kepala William Rubin, 52 tahun,
direktur Departemen Senirupa Modern museum tersebut. Tahun 1972
dia mengunjungi Picasso di villanya, di Mougins, Prancis. Di
lantai bawah villa itu Rubin kaget. "Saya seperti dijungkir
balik, pusing. Begitu banyak karya seni berharga ditaruh dalam
ruang sesempit itu," tuturnya kepada wartawan The New York
Times. Waktu itulah terpikir oleh Rubin, "apabila karya-karya
itu digabungkan dengan karya-karya Picasso yang ada di luar,
jadilah sebuah pameran besar."
Setelah menimbang masak-masak, setahun kemudian gagasan itu
ditawarkannya ke museumnya. Beberapa bulan kemudian Picasso
dimintai persetujuan. Entah bagaimana cara Rubin mengatakannya,
seniman yang biasanya rewel itu hanya mengangguk. Picasso
sendiri tak sempat menyaksikan pameran terbesarnya ini.
Jumlah seribu, dari seluruh karya Picasso yang sekitar 45 ribu,
meman bukan apa-apa. Tapi itu diseleksi oleh Rubin -- dengan
bantuan Dominiquc Bozo, orang Prancis calon direktur Mueum
Picasso. Dan museum tcrakhir ini akan didirikan di Paris 1982
nanti.
Apa lagi 300 karya memang belum pernah dipamerkan di Amerika
Serikat. Dan sekitar 30 buah sama sekali belum pernah dipamerkan
di mana pun. "Sebelum ini, penilaian terhadap Picasso didasarkan
atas karya-karya terpisah. Pameran yang juga menyertakan
sebagian besar karya yang belum pernah kita lihat, mungkin saja
akan mengubah pandangan kita, mengubah literatur tentang
Picasso, dan memaksa kita mengadakan penilaian ulang," kata
Rubin.
Rakhmat Tuhan
Museum berlantai tiga itu terpakai semuanya. Secara urut,
periode demi periode karya Picasso ditampilkan. Pertama,
karya-karya 'akademis'nya, yang dibuatnya ketika berusia 13 - 18
tahun. Di situ antara lain tergantung Ilmu dan Amal (IX97).
Beberapa pengamat mengakui keunggulan teknik lukisan tersebut.
Seorang perempuan terbaring sakit, dan di sampingnya duduk
seorang dokter dan seorang jururawat menggendong seorang anak.
Orang akan mengatakan pelukisnya mempunyai hari depan cerah,
apabila pelukis itu berusia 30 tahun. Tapi ternyata pelukisnya
baru berusia 15 tahun, baru duduk di Sekolah Senirupa Barcelona,
Spanyol, maka tak urung orang kaget: ini benar-benar rakhmat
Tuhan. Dan hampir semua karya Picasso remaja, memberi kesan
begitu.
Berikutnya Periode Biru. Periode yang ditandai dengan suasana
sendu ini, memang terutama melukiskan orangoran yang malang.
Sebuah lukisan, La Vie(1903), semula adalah potret diri
Picasso. Kemudian diubah menjadi potret temannya, yang juga
hijrah ke Paris dari Barcelona, dan kemudian bunuh diri karena
cinta.
Komunisme
Setelah itu menyusul karya-karya Periode Merah Jambu, lalu
patung-patungnya yang terpengaruh patung primitif Arika.
Kemudian periode kubismenya, karya-karya yang berbau surealisme
dan karya-karya di zaman Perang Dunia II dan sesudahnya.
Yang perlu dicatat, setelah Paris lepas dari cengkeraman Jerman,
Picasso menyatakan diri masuk komunisme. Tapi tak secoret garis
pun dalam lukisannya kemudian mencerminkan realisme sosialis. Ia
tetap seorang pelukis yang merdeka. Ini bisa dilihat di ruang
terakhir, yang memamerkan karya-karyanya dari tahun 40-an sampai
1973.
Lukisan terkenal, Guernica (1937), terpaksa ditempatkan menyebal
dari urutan kronologis. Dengan ukuran 7,8 x 3,5 meter lukisan
ini memang memerlukan tempat khusus. Lukisan ini dibuat untuk
paviliun Spanyol di Pasar Malam Dunia di Paris, 1937. Melukiskan
pengeboman Jerman atas kota Basque di kawasan Guernica, Spanyol.
Mungkin ini lukisan masterpiece terakhir yang melukiskan
penderitaan manusia karena percaturan politik. Catatan tentang
Gulag, misalnya, tak diwujudkan dalam karya senirupa, tapi
sebuah novel.
Agaknya pun ini kali terakhir (Jueruica bisa dipamerkan di luar
Spanyol. Lukisan yang dibuat ketika Picasso berusia 55 tahun itu
telah diserahkannya kepada pemerintah Spanyol.
Dan pameran besar ini bisa terlaksana berkat kerjasama museum
senirupa di berbagai penjuru (antara lain Jepang, Cekoslowakia,
Belanda, Jerman Barat) dan sejumlah kolektor, termasuk ahli
waris Picasso yang belum beberapa lama ini telah membagi-bagi
peninggalan pelukis itu. Hanya satu yang meleset: koleksi museum
senirupa di Moskow tak jadi datang. Museum Moskow yang sedianya
akan meminjamkan 12 karya, membatalkannya--karena Amerika
Serikat menolak ikut serta dalam Olympiade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini