Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Setelah kejadian rendra, bagaimana ?

Hb jassin, mengumumkan bahwa kemerdekaan kreativitas dapat dipergunakan dengan cara blak-blakan maupun terselubung. keduanya mempunyai efek yang sama. hambatan merupakan konsekwensi dari kebebasan.

20 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KRITIKUS sastra ini pernah dijatuhi hukuman. Sebabnya: ia memuat cerita pendek Langit Makin Mendung karya seorang pengarang baru yang memakai nama Kipanjikusmin, di majalah Sastra Mei 1968. Cerita pendek itu dituduh "menghina Tuhan" -- satu tuduhan yang memang agak sulit dibuktikan. Tapi setidaknya itu menunjukkan bahwa ada kesalah-fahaman besar dari pihak yang berkuasa, yakni Departemen Agama, dalam menghadapi kreasi kesenian. Hukuman terhadap Jassin kini nampaknya dilupakan oleh mahkamah pengadilan sendiri. Juga Jassin yang kini selesai menterjemahkan Qur'an, nampaknya sudah "dimaafkan" oleh kebanyakan tokoh golongan Islam, meskipun di tahun 1968 itu kantor majalahnya sempat diserbu dan dirusak oleh sejumlah pemuda Islam. Tapi pengalaman Jassin dengan masalah seperti itu sudah ada sebelumnya. Di tahun 1463, ia merupakan salah seorang penandatangan utama Manifes Kebudayaan, yang di masa "demokrasi terpimpin" itu menolak prinsip "politik sebagai panglima" dan faham "realisme sosialis" gaya Stalin. Akibatnya, waktu Manifes dilarang, Jassin kehilangan pekerjaan di Fakultas Sastra UI, setelah hampir tiap hari diganyang di koran seperti Bintang Timur, Harian Rakyat dan Suluh Indonesia. Kebebasan itu rupa-rupanya kalau dibawa ke tengah masyarakat akan mendapat halangan. "Dengan dilarangnya Manifes Kebudiyaan di tahun 1964 oleh Bung Karno dulu, kita tidak merasa kalah. Kita hanya tahu bahwa kebenaran dan kekuasaan tidak sama. Saya sendiri dayat mengerti mengapa Pemimpin Besar Revolusi waktu itu melarangnya. Mungkin dia secara pribadi tidak apa-apa, tapi untuk kesatuan dia melakukan tindakan kekuasaan. Dan seperti halnya dengan Manifes, dengan kasus Langit Makin Mendung saya tak pernah merasa kalah. Kebebasan itu rupa-rupanya kalau dibawa ke tengah masyarakat akan mendapat halangan. Ini terjadi sejak sebelum perang: selalu merupakan perkelahian, dan harus diterima sebagai konsekwensi kebebasan itu sendiri. Seharusnya sebuah pusat kesenian semacam Hyde Park juga. Kita perlu itu karena di negeri kita banyak yang perlu diperbaiki. Tentu saja kemerdekaan kreatifitas bisa dipergunakan dengan cara yang berlain-lainan. Rendra misalnya blak-blakan. Tapi ada yang begitu rupa hingga publik toh mengerti tanpa ditunjukkan. Sekarang ada seniman-seniman yang mencari cara-cara yang aman. Bagi saya itu bukan ketakutan, karena efeknya sama saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus